Sudahkah Anda daftarkan blog Anda ke Blog Directory?
.

| Lowongan | Product Designer (Depro / Desain Produk)

(Lowongan Kerja Online) - Saat ini makin banyak industri yang berinvestasi untuk mengembangkan produknya. Perusahaan pun kini banyak memburu orang yang ahli membuat desain produk. Boleh dibilang hampir semua barang yang kita pergunakan sehari-hari tak lepas dari sentuhan seorang desainer produk. Entah itu peniti, pulpen, telepon genggam, kendaraan bermotor, hingga pesawat terbang. Ironisnya banyak orang bahkan industriwan belum mengenal profesi ini. Singkat kata, hanya sedikit industri yang menggunakan keterampilan mereka.

Padahal menurut Janardana Gandasubrata, seorang desainer produklah yang memadukan beragam fungsi sehingga sebuah benda enak dipandang dan digunakan. Mereka menggabungkan fungsi estetis, material, dan fungsional serta ergonomi sehingga disukai konsumen. Dan untuk menggabungkan tiga fungsi itu bukanlah pekerjaan yang gampang. “Tidak semua visi dipenuhi dalam sebuah desain, ada yang menonjolkan estetisnya, ada yang menonjolkan fungsionalnya,” ujar desainer produk PT Indovickers Furnitama kepada TRUST.

Umpamanya saja sebuah kursi. Menurut Janardana, sebuah kursi yang bagus kadang tidak memenuhi aspek fungsional. “Kalau diduduki bisa enggak enak,” katanya. Tapi, ia menambahkan, kursi seperti itu masih bisa diproduksi karena barangkali orang akan membelinya untuk barang pajangan di sudut rumah.

Di sebuah industri, desainer produksi alias despro seolah berfungsi sebagai jembatan antara bagian marketing dan produksi. Biasanya bagian marketing mendapat input tentang hasil penjualan yang bisa menggambarkan kecenderungan selera pasar. Dengan informasi itu despro lalu menerjemahkannya dalam bentuk visual. “Biasanya marketing memiliki data yang menjelaskan selera pasar yang tersegmentasi itu,” ujar Hendro Witjaksono, desainer produk PT Kreasindo Jayatama Sukses.

Selain itu, dalam mendesain, despro harus paham betul siapa konsumen yang menjadi sasaran produknya. Ia juga harus tahu, dipatok dengan harga jual berapa benda hasil rancangannya itu. “Karena itu, saat menarik garis pada desain grafis, seorang despro harus menemukan bentuk yang memungkinkan diproduksi secara massal dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya,” tutur Hendro.

Syarat lain, seorang despro mesti bisa bekerja di dua bidang, yakni teknik dan seni. Tak pelak mereka juga mesti terampil menggambar sketsa. “Karena seorang despro pertama kali harus menuangkan gagasannya dalam bentuk sketsa dua dimensi,” ujar Hendro.

Tak hanya itu. Seorang desainer produk juga harus punya kemampuan seorang teknisi yang mengerti benar apakah benda yang akan dibuat itu bisa diproduksi dengan mudah. Untuk itu despro harus mengenal sifat-sifat materi dengan baik, apakah itu logam, kayu, atau benda-benda kimia lainnya. Ini juga menjadi alasan lain kenapa despro disebut profesi gabungan antara seni dan teknik. “Despro tidak hanya menciptakan visualisasi dengan baik, tapi juga harus paham cara mewujudkan rancangannya dan dengan materi apa rancangan itu dibuat,” tutur Janardana menjelaskan.

Karena seorang despro harus mewujudkan desainnya dalam bentuk jadi, tak jarang dia juga harus memotong besi, menggerinda, mengelas, mengamplas, dan mengecatnya bila perlu. “Makanya jarang ada cewek yang tertarik menjadi desainer produk, karena pekerjaannya seperti tukang,” kata Hendro.

Menurut Zainuddin Eko Putro, despro PT Malka, perusahaan furnitur yang berlokasi di daerah Cikarang, proses kerja seorang despro lumayan panjang. Mula-mula ia mengumpulkan data-data yang biasa diperolehnya dari marketing. Ia juga mendapat data berupa produk yang sedang trent dan desain yang sudah out of date serta produk kompetitor yang sedang booming.

Dan seperti laiknya desainer pada umumnya, seorang despro pun mesti mengikuti perkembangan desain dunia. Hendro misalnya, agar tak ketinggalan, dia sering kali menjelajah perkembangan desain mobil di internet dan berbagai majalah. Tapi tak hanya majalah mobil yang ia baca, majalah gaya hidup pun disantapnya. Dari membuka-buka majalah itulah, dia bisa mendapatkan inspirasi membuat garis-garis saat mendesain. “Kami bisa terinspirasi dari benda-benda yang sering digunakan konsumen dalam segmen tertentu,” katanya.

Selain itu, dari hasil penjelajahannya lewat majalah dan internet, seorang despro bisa menguji apakah sebuah desain bisa diterapkan di Indonesia. Diuji? Ya, karena tidak semua model mobil baru, misalnya, bisa diterapkan di Indonesia. Penyebabnya, kata Hendro, selera desain masyarakat Indonesia tertinggal beberapa tahun dari negara lain. “Karena itu tidak semua model baru bisa diterapkan di sini, mobil bisa tidak laku,” ungkap desainer yang mengaku bergaji Rp 3 juta sebulan ini.

Hendro lantas menceritakan sebuah pengalaman uniknya. Suatu ketika ia dan beberapa rekannya mendesain truk dengan model yang sangat futuristik. Saat dipamerkan, banyak orang GAIKINDO yang menilai desainnya bagus. “Tapi perusahaan otobus merasa heran dengan desain itu,” ujarnya mengenang. Menurut mereka, desainnya tidak mungkin diterapkan di Indonesia karena selera pasar masih pada model-model lama. Dari pengalaman itu ia belajar untuk tidak mendesain produk yang terlalu jauh dari model yang sudah ada. Kalaupun harus ada inovasi model, cukup satu atau dua tingkat di atasnya. “Kami sih inginnya melompat jauh, tapi masyarakat belum bisa menerima,” ungkapnya.

Setelah mendapatkan ide, proses selanjutnya adalah mempelajari kelemahan dan kelebihan produk itu. Juga, produk kompetitor baik dari sisi kualitas maupun harga. Kemudian despro, engineering, dan marketing menganalisis secara bersama-sama. “Mereka meninjau desain itu dari sudut pandang tiap-tiap departemen,” kata Zainuddin yang tercatat sebagai alumnus ITS jurusan Desain Produk tahun 1998.

Setelah tercapai kesepakatan, hasil pertemuan itu diolah kembali oleh despro. Setelah despro menindaklanjutinya dengan membuat sketsa untuk mengungkapkan ide-ide yang akan didiskusikan, lalu diambil beberapa alternatif. “Biasanya kami mengambil maksimal tiga sketsa untuk dibuat dua dimensional dan tiga dimensional. Setelah itu dirapatkan lagi secara intern, terutama dengan owner dan marketing,” ujar Zainuddin. Dari pertemuan itu, diambillah satu alternatif untuk dibuat mock-up atau prototipe.

Bukan berarti dengan selesainya prototipe itu kerja seorang despro sudah berakhir. Hasil prototipe itu akan dibahas lagi dengan mempertimbangkan masukan-masukan dan pengembangan-pengembangan lain dari pihak terkait. Jika semua sepakat, artinya produk yang masih berupa desain itu siap diproduksi secara massal.

Lebih suka beli lisensi ketimbang merancang sendiri

Di Indonesia, sebenarnya profesi ini mulai ada sejak tahun 1980-an. Saat itu Institut Teknologi Bandung mulai menelurkan lulusannya di bidang ini. “Tapi dunia industri belum banyak yang membutuhkan sehingga banyak lulusan desain produk lari ke desain grafis,” ujar Maya Rakhmi, Design & Engineer PT Indovickers Furnitama. Lulusan Institut Teknologi Sepuluh November tahun 2001 itu adalah salah satu dari sedikit desainer produk perempuan yang terjun di bidang ini. “Kalau tidak salah, baru saya desainer produk wanita yang terjun di bidang ini,” katanya mengaku.

Hal lain yang membuat profesi ini kurang dikenal adalah karena baru sedikit industriwan yang mengenal profesi ini. “Hanya beberapa perusahaan saja yang mengenal profesi ini. Lagi pula, banyak perusahaan yang lebih suka melakukan copy and development dari pada research and development,” ujar Hendro. Selain itu banyak industri yang belum merasa butuh. Karena, demikian kata Maya, sering kali industri lokal hanya memunculkan produk yang desainnya beda sedikit dari produk yang sudah ada. Mereka merasa lebih yakin dengan membeli lisensi dari perusahaan luar negeri. Alasannya, biayanya lebih murah dibanding jika harus merancang desain sendiri.

Saat ini, industri yang benar-benar mengakui adanya desainer produk di Indonesia baru industri otomotif, elektronika, dan mebel. Meski begitu, Hendro, Zainuddin, Janardana, maupun Maya pun optimistis dengan masa depan profesi ini. Sebab, ungkap Maya, selain apresiasi dan kesadaran akan desain di Indonesia semakin tinggi, “Perlahan tapi pasti semakin banyak industri yang mulai memakai despro,” ujar wanita yang mengaku bergaji antara Rp 2 juta dan Rp 3 juta per bulan ini.

Source: majalahtrust.com
from: http://lowongankerjas.com/
Kontributor: Ariyanto, Hari Nugroho
(bila ada kesalahan penulisan url sumber, kami mohon maaf dan silahkan hubungi kami)


------------------------------------------------------------------------

Passport to Prosperity, Wealth and Self Development

(Lowongan Kerja Online) - There was a letter written in the Wall Street Journal recounting the story of two young men who graduated from the same college and returned to their college for their 25 year reunion. Both were very much alike and had been better than average students, both were personable and as young college graduates, were filled with ambitious dreams for the future.

They were still very much alike. Both were happily married and had three children. And both, it turned out, had gone to work for the same service company after graduation. But there was a difference. One of the men was a manager of a small department of that company. The other was its president.

What was the difference?

Have you ever wondered, what makes this kind of difference in people's lives? Is it a native intelligence, talent or dedication? Is it that one person wants success and the other doesn't?
The difference lies in what the person knows and how he or she makes use of that knowledge.

The knowledge which can make a difference in the lives of people who applies the principles outlined is contained in the Passport to Prosperity an online exclusive wealth and self development system by Emerald Passport Publishing. The whole purpose of the Passport to Prosperity is to give knowledge to those who possess the desire for greater financial and personal success.

An Educational System Unlike Any Other

You see, the Passport to Prosperity is an incredible, internet empowered educational product platform. It contains exclusive courses, brought to you using video, audio and text materials as well as live interactive sessions with experts.
The Passport to Prosperity is an opportunity to compress decades of experience of successful men and women into months. By having access to the right formulas, proper tools, live mentoring and expert support, you can produce instant results, thereby elevating yourself to the next level of income and personal satisfaction

Knowledge is power

As an example of what you will find contained in the Passport to Prosperity is the Wealth Fundamentals course, an e-learning series of nine modules that teaches you to take immediate control of your financial destiny. You learn how to take stock of where you are right now financially by determining your net worth. You'll also learn how to set goals, prepare a budget to control your finances and strategies for borrowing money.
Every phrase of wealth creation and personal development is covered within the Passport to Prosperity. Wealth Strategies, Home Buying Strategies, Planning for Retirement, Women and Money, Insurance, Investing, the Tax Man, Savvy Investing and ongoing Financial Education.

There are courses on Kids and Personal Development, Being an Entrepreneur, Sales Negotiation, Mastering Leadership, Forex Trading, Happiness and Peace of Mind, Creative Imagination. There is course after course after course that can affect you, your job, and your future. The Power of Forex is the most powerful currency-trading program ever developed. Move from practice to profit and master the secrets of currency trading in one week or less!

In the Becoming a Power Negotiator training series you will learn how to get anything you want out of life, without fear or guilt. Whether you're negotiating a strategic alliance with a potential business partner or discussing the next vacation spot with your spouse. Your negotiation skills will directly influence the outcome.

The complete and easy to understand Real Estate Mastery program will teach you everything you need to know about finding a property, purchasing, managing it, and knowing when to sell. If you have not seen the Passport to Prosperity, you cannot imagine how useful it can be to you.

Your Own Personal Guest Pass

You will want to find out without delay if the Passport to Prosperity can do for you what it is doing for so many, who have made this educational system the central focus of their wealth and self development plan. You can get your very own complimentary guest pass to view the entire Passport to Prosperity educational system by simply requesting it. Click here to submit your details and review the entire collection from the comfort of your desktop.

About those two college classmates mentioned at the beginning of this review: they were graduates from the same college and together got started in the business world. So what made their lives in business different? Knowledge. Useful knowledge. And its application. "An Investment in Knowledge Always Pays the Best Interest" -Ben Franklin

The Passport to Prosperity will deliver unprecedented results in a very short amount of time. It delivers a powerful, accelerated learning experience for people who want to take their life to the next level. This is "know how" education" that can change your life. If you could have done it alone, you would have done it by now.
Get your complimentary guest pass now and make the Passport To Prosperity, a integral part of your future success.
by Denis Dixon

About the Author
Denis Dixon writes articles pertaining to personal health and self development.


Jangan Lupa Share Artikel Ini Ya...?
Bagikan artikel ini ke temanmu melalui "SosMed" kamu di bawah ini:


Comments :

0 komentar to “| Lowongan | Product Designer (Depro / Desain Produk)”

Post a Comment

>>
Setiap komentar yang Anda berikan sangat kami hargai. Terlebih komentar yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi pembaca yang lain. Setiap komentar yang masuk akan kami lihat terlebih dahulu sebelum ditayangkan untuk menjaga komentar yang bersifat SPAM, cabul, promosi link / produk atau segala hal yang bersifat fitnah dan tidak sesuai dengan misi situs ini.

Silahkan tulis komentar Anda pada kolom di bawah ini.
Panjang komentar tidak dibatasi. Komentar bisa berisi pendapat, pengalaman pribadi, opini publik dan sebagainya.

Terima kasih sebelumnya atas komentar yang Anda berikan. :)
.

New Expert Authors

# dr. R. Agusti Sp.PD-KGEH
Seorang dokter spesialis Gastroenterologi-Hepatologi pada beberapa Rumah Sakit swasta di Tangerang. Pembicara di berbagai seminar, terutama pada masalah penyakit Gastroenterologi-Hepatologi.

# Johan Suhardi
Anggota Kadin dan juga seorang Pembicara Motivasi. Suka menulis dan memegang beberapa perusahaan Consumer Goods di Batam dan Jakarta.

# M. Supriyadi, SE
Accounting Manager PT. Samudra Berdikari Jaya, Jakarta. Menulis beberapa artikel di beberapa surat kabar Ibu kota. Tergabung dalam klub kesehatan Sehati Club Tanggerang.

# Drs. Julian M. Toha
Pengamat Politik Timur Tengah. Mengisi siaran pada salah satu radio swasta di Surabaya. Penulis Buku "Dari Gaza, Sebuah Suara Pilu" ini hobi bonsai dan koleksi jam kuno.

# Ir. Wijayanto Dahlan
Chief Engineer pada PT. Perkasa Dean Steel, Batam. Lulusan ITB ini juga aktif di Club Paralayang dan memiliki hobi memancing. Pernah diundang menjadi pembicara di beberapa seminar di Singapore.

# Jumadi Suryo
Seorang Internet Marketer dan SEO. Memiliki Blog yang pernah direlease di majalah The Comp, Canada. Sekarang staff pengajar di beberapa lembaga kursus Internasional di Jakarta.

# Timya Gayatri, SH.
Seorang pengacara perempuan dan pengamat hukum Internasional. Menulis banyak artikel di beberapa majalah hukum luar negeri. Sekarang sebagai "dosen terbang" di salah satu Perguruan Tinggi di Australia.

# Robert Jayadi
Seorang pengusaha bisnis waralaba. Terhimpun dalam organisasi Franchise Asia yang berpusat di Singapore. Menulis banyak artikel tentang dunia franchise dan permasalahannya. Seorang pengusaha sukses.

Anda Punya Blog...?

Pasang Logo IndexArticles.com di blog Anda. Silahkan klik tombol ''Highlight All'' dan copy-paste-kan code html di dalamnya di blog Anda.


Here's what the logo looks like:
 

Copyright © 2009 by: www.IndexArticles.com

Proudly Powered by: Blogger
Designed by blogtemplate4u.com | Blogspot Tutorial