Jobs and Careers
Menjadi pemimpin merupakan suatu jabatan yang diidam-idamkan banyak karyawan di setiap perusahaan. Ketatnya persaingan, membuat posisi puncak ini penuh onak dan duri dalam mencapainya. Kenapa tidak? Dalam satu perusahaan hanya memiki satu pemimpin dan beberapa manager di setiap departementnya. Lowongan yang dibutuhkan juga kebanyakan bukan lewat jalur resmi yang diumumkan di koran. Banyak lowongan pimpinan diselenggarakan dengan cara ditunjuk langsung oleh para pemegang saham atau CEO dari perusahaan tersebut. Tentu ini makin membutuhkan profesionalisme yang handal bagi setiap Anda yang berharap suatu saat ingin menduduki jabatan tersebut.
Namun Anda tidak perlu berkecil hati. Bila ada usaha, insyaAllah pasti ada jalan dan keberhasilan. Dan itu semua harus ditopang dengan kerja keras dan belajar tentang usaha apa yang dilakukan untuk bisa menjadi pemimpin. Berikut kami rangkum 6 tips yang bisa Anda pahami dan lakukan.
1. Berorientasi Bisnis
Bila jiwa ini ada pada Anda, siapapun dia akan memilih Anda. Ya, karena suatu perusahaan sesungguhnya adalah suatu badan usaha bisnis yang memperjuangkan keuntungan. Seorang pemimpin yang tidak punya jiwa bisnis, bagaimanapun tidak akan bisa membawa perusahaan ke arah bisnis yang lebih besar lagi. Seorang pemimpin suatu perusahaan berbeda dengan seorang pemimpin suatu yayasan nirlaba. Kita harus pahami itu. Nah, bila Anda belum memilki orientasi bisnis dalam jiwa Anda, mulai sekarang berusahalah menjiwainya. Belajarlah dari banyak pebisnis bagaimana mereka menjiwai dan memiliki orietasi bisnis ini.
2. Tegas dan Punya Wibawa.
Suatu ketegasan sangat dibutuhkan dalam memimpin suatu perusahaan. Tegas dalam arti kata bisa dipertanggung jawabkan. Bukan tegas asal tegas tanpa kompromi. Namun tegas dengan penuh pertimbangan. Dan tidak pinplan dalam mengambil keputusan. Begitu juga wibawa. Kewibawaan juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Apa jadinya bila hal satu ini sudah tidak ada di mata para bawahannya. Bisa jadi keputusan yang diambil tidak bisa berjalan sepenuhnya.
3. Berani Mengambil Resiko dan Dapat Mengatasi Segala Permasalahan.
Berani mengambil resiko sebenarnya masih ada kaitannya dengan point ke dua tadi yakni ketegasan. Namun berani mengambil resiko lebih spesifik lagi. Hal yang satu ini merupakan suatu hal yang rawan dalam menjalaninya. Hidup dan mati perusahaan sedikit banyak tergantung dari hal ini. Namun berani mengambil resiko tidak bisa asal-asalan. Harus dengan pengamatan yang matang dan pertimbangan yang bijaksana. Bila ada masalah, seorang pemimpin harus sudah bisa mencari jalan keluarnya. Atau setidaknya sudah tahu cara mengatasinya.
4. Motivator Bagi Bawahannya
Banyak pemimpin dari berbagai perusahaan yang memiliki tiga point yang sudah disebutkan diatas tapi tidak memiliki jiwa motivator. Bila seorang pemimpin tidak bisa menjadi motivator bagi bawahannya, bisa dikatakan majunya perusahaan terkurangi 15%. Kenapa tidak? bagaimana perusahaan bisa berjalan kencang, bila semangat yang dimiliki setiap karyawan hanya sebatas pergi pagi dan pulang sore saja. Semangat atau motivasi sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam menjalankan roda suatu usaha bisnis. Kita ketahui bahwa karyawan yang menjalankan roda perusahaan bukanlah mesin. Mereka manusia yang memerlukan motivasi. Bila di suatu perusahaan tidak ada motivator yang dapat mereka contoh, bagaimana mereka bisa memotivasi diri mereka sendiri untuk bersemangat. Dan seorang motivator bukan hanya sekedar yang sifatnya menyemangati, namun lebih luas lagi seperti dapat menghadirkan ide-ide baru yang inovatif.
5. Menyenangkan Dan Tidak Menggurui
Hal yang satu ini antara mudah dan sulit melakukannya. Karena ini menyangkut karakter yang sudah dimiliki oleh tiap pribadi orang. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang pendiam, ada yang humoris dan ada yang penuh perhitungan. Nah, seorang pemimpin sebaiknya harus bisa membawa diri di lingkungan bawahannya. Apa itu, yakni menyenangkan bila berada di tengah bawahannya. Menyenangkan disini bukan berarti ketawa ketiwi tidak tentu arah. Namun tidak memberi kesan angker bila sedang berada di tengah bawahan. Para bawahan juga tidak merasa harus takut bila ingin menghadap. Hubungan yang terjalin tetap dalam koridor antara atasan dan bawahan, namun iklim yang tercipta bukan seperti anjing dan kucing. Saya rasa Anda bisa memahami maksudnya.
Juga kesan tidak menggurui, hal ini juga harus diperhatikan. Banyak para pemimpin dalam menjelaskan atau menerangkan sesuatu hal kepada bawahannya seperti menggurui. Seolah-olah dia yang paling pintar dan bawahannya bodoh dan tidak tahu apa-apa. Hal ini sebaiknya dihindari. Pilihlah kalimat yang tidak terkesan menggurui bila harus memerintahkan sesuatu kepada bawahan. Disini dibutuhkan keahlian sang pimpinan dalam berujar kata. Bukankah peribahasa Arab mengatakan "lidahmu adalah harimaumu yang bila salah berujar malah bisa menerkammu".
6. Stamina Yang Terjaga
Ini merupakan kunci terakhir bila ingin sukses menjadi seorang pemimpin. Stamina, ya.... sekali lagi stamina. Bagaimanapun semua point di atas tidak bisa berjalan dengan lancar bila stamina yang dimiliki oleh sang pemimpin tidak terjaga. Ketegasan, kewibawaan, motivasi, bila dijalankan dalam kondisi stamina yang tidak fit, biasanya tidak berjalan dengan baik. Tidak heran, banyak perusahaan yang mengerti ini memberi beberapa fasilitas bagi para pejabat yang duduk di posisi puncak pimpinan.
Anda tahu Google? Ya, sebuah perusahaan mesin pencari terbesar di dunia. Anda tahu betapa hebatnya perusahaan ini dalam menjaga stamina para pemimpinnya, bahkan bagi seluruh karyawannya. Disana tidak ada istilah para karyawan makan siang di luar. Koki khusus telah disiapkan dengan menu berbeda setiap harinya. Bukan hanya itu, seluruh karyawan disediakan suplement, vitamin dan minuman energi yang bisa dinikmati kapanpun dan makanan ringan alias cemilan gratis. Semuanya serba gratis. Ini belum cukup, di kompleks perusahaan yang mereka sebut Googleplex, telah disiapkan fasilitas sauna, fitness center, ruang pijat, klinik kesehatan dengan dokter berpengalaman, kolam renang dan berbagai fasililtas olah raga lainnya yang siap dipakai kapanpun.
Anda tahu berapa jumlah karyawannya yang bisa menikmati berbagai fasilitas ini? 4000 orang lebih ! Dan yang paling mengesankan, perusahaan ini tidak menerapkan baju seragam khusus bagi setiap karyawannya. Seluruh karyawan bebas memilih pakaian mereka ketika berada di kantor. Dan yang lebih hebatnya lagi, setiap karyawan diberi sekian persen saham perusahaan. Ini betul-betul gila. Tidak heran Google menjadi perusahaan urutan pertama sebagai perusahaan yang paling memikirkan karyawannya dari seluruh perusahaan yang ada di seluruh dunia versi Fortune.
Anda tahu apa efeknya? Setiap karyawan akan menunjukkan rasa terima kasih mereka dengan bekerja keras dan penuh ide-ide baru. Mereka bekerja bukan sekedar terima gaji tiap bulan. Mereka bekerja giat bukan hanya bila para pimpinan ada di belakang mereka. Tapi mereka bekerja sungguh-sungguh dan benar-benar ikhlas. Mereka bekerja keras untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka kepada perusahaan. Dengan apa lagi mereka bisa menunjukkan rasa terima kasih mereka dengan apa yang telah mereka terima kalau tidak dengan bekerja giat dan sungguh-sungguh.
Lalu bagaimana dengan perusahaan yang ada di negeri ini? Bukan rahasia lagi, para karyawan dijadikan seperti sapi perahan. Selama masih bisa dicurangi dan dimanfaatkan, akan dilakukan. Uang lembur lah yang tidak dibayar. Jam makan sianglah yang dipersempit. Bila hari Jum'at, tidak diberi waktu bagi saudara kita yang muslim untuk melaksanakan ibadah mereka. Cuti melahirkan tidak ada, apalagi cuti haid. Sehingga timbul jarak antara karyawan dan perusahaan. Para karyawan bukannya ikhlas bekerja, tapi dengan hati pedih dan penuh keputus-asaan.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pemimpin dan calon pemimpin di seluruh perusahaan di negeri tercinta ini. ***
(lowongankerja-online.blogspot.com)
=======================================
Flipping and Fixing Houses for High Return on Investment Capital
Investors love to make a high return on their money. That's why so many millionaires invest in real estate. You can leverage your money using other peoples' money when you finance real estate.
Many real estate investors make $5,000 to $10,000 or more by flipping houses. These investors buy a home from a distressed seller and resell it quickly for a profit. Just because a seller has serious problems like a pending foreclosure or divorce doesn't mean the house is a fixer. Many distressed sellers offer prime houses in perfect condition discounted for a quick sale. Distressed sellers jump at the chance to get out from under their overwhelming problems with an offer to close in ten days. To purchase a home quickly, you need to be prepared to offer cash or a have secure loan in place with a reliable mortgage lender.
Other real estate investors prefer to buy fixers from distressed sellers. Distressed fixers present the best bargains to make the highest return on your money. For instance, if you put 5% down on a $200,000 home, spend $5,000 fixing the house up, and another $3,000 in payments, your cash investment totals $18,000. If you sell the home for a $70,000 profit like many rehabbers, you can see that your return on your investment of $18,000 for two months exceeds most other types of investments. This investment plan assumes that you have the knowledge and skills, time to work on your fixer, and that you sell the house as soon as its finished to a qualified buyer. Home improvement centers help you with how-to classes, brochures, and advice. You need to give up your free time--TV, parties, leisure activities and work on your fixer. You could hire workers, but contractors and laborers work slowly and eat up your profits.
The last part of the equation, selling your house quickly to a qualified buyer means you need to do your homework. Many investors seek free help from a loan officer to price the house right and to qualify their buyers. These investors earn the sales commission by selling their houses by owner. The most important issue, how you fix up your house, ensures that you quickly attract a buyer willing to pay top dollar for your transformed property. Investors using Design Psychology strategies for fixing houses sell their homes, for more than the asking price, three hours after putting the yard sign out.
Whether you want to make money investing in real estate by flipping or fixing houses, you need to understand your market. To get started in your real estate business, go house shopping. You'll soon learn how to pick up a flip or a fixer and be on your way to making a high return on your money. ***
------------------------------------------------------
by Jeanette Joy Fisher
About the author: Jeanette Fisher teaches investors and home sellers five ways to get more money. Free ebook "Design Psychology for Selling Houses" http://www.do ghousetodollhousefordollars.com
=========================================
Success at Work
It's hard to believe that there are people in today's workforce who don't know how to use a computer. In today's society, being computer illiterate is equivalent to being functionally illiterate. Obviously no one reading this article is computer illiterate, but maybe you know someone who thinks they can avoid computers and still be successful at work. Let me tell you a story about a good friend of mine back when I worked at Motorola. The company moved the manufacturing of automobile alternators offshore, resulting in his transfer to my department. Although he had about 20 years with the company, this was to be his last stop before being booted out the door.
He was assigned to me as an Electronics Technician, and the first assignment that I gave him was to lay out a small printed circuit (pc) board. It was a tiny circuit for a tester, so computer drafting was not required. He could just sketch it out on paper. After several days, he came back to me explaining that he didn't have the technical ability to lay out a pc board. An Electronics Technician that couldn't lay out a simple pc board? Don't all Electronics Technicians make little hobby circuits at home? At least all the technicians I knew did.
I explained that he needed to draw outlines of the components and then use the schematic to draw lines between the components connections. Then, maybe rearrange the components if that would result in fewer crossing paths. I also explained something much more profound, how to deal with the complexity of technology. Many people, when they come into contact with technology, consider themselves too stupid to deal with it. Technology is only for geniuses and geeks. Sometimes technology is too complex, but it's not because people are stupid, it's because the technology is poorly designed.
For example, take software, like a graphics program, spreadsheet or database. Is the intended user of the software a computer programmer, or an average person? These applications are intended for use by an average person. If an application is too complex for the average person, the application is at fault - not the user. Why are most computers and software applications too complex for the average person? Because they are designed by programmers who are under pressure to get the product out the door. Does the application have simple, easy-to-use help files? Software developers consider help files even less important than application usability.
- The bottom line is, people are not stupid - computers and software applications ARE too complex.
In today's world, where workers are required to use computers and technology, how can they deal with the complexity? Back to the story about my friend at Motorola.
After receiving my instructions, he successfully completed the pc board layout. I then introduced him to Computer Automated Engineering (CAE). I showed him how to drag electronic components from a library, use the mouse to draw circuit paths, make the computer simulate the function of the circuit, and then make the computer layout a pc board for the circuit.
He was able to easily master complex technology because he now understood that he wasn't stupid. Computers ARE complex. When he needed help, he studied the help files or asked someone for help. Eventually, his CAE skills became known and I lost him to another manager. "His last stop before being booted out the door?" I don't think so. There's no way Motorola is going to let this valuable employee get away. Even though it's the programmers fault that computers and software are too complex, that doesn't relieve you of all responsibility. You must make an effort. Like my friend at Motorola, you must study the help files or ask someone for help when you need it. Not only must you study the help files, but you must also be willing to "try things".
Many people fear that if they click on the wrong thing, the computer will blow up and they will be blamed for it. A properly designed software application prevents the user from making a fatal mistake, either by making it impossible, or by providing a warning message. A properly designed application lets the user "back out of" or reverse any action. One of the best ways to learn is to "try things". If the computer blow ups because you made a mistake, you're using improperly designed software. When you're learning how to perform a function with a computer, if you expect you may need to perform that same function again, take notes. No one will think you're stupid if you take notes. But if you keep asking over and over again how to perform the same function, they will think you're too stupid to take notes.
When I worked at Motorola, I used a technique called "strokes" to make symbols appear and move around the computer screen like magic. Some people called me the "Electronic God". How did I get so good? I tried things. I failed. I studied. I tried again. I understood that technology IS complex. So what? In today's society, being computer illiterate is equivalent to being functionally illiterate. Make the effort to study the help files and to "try things". Don't get discouraged or blame yourself if you don't succeed on the first try. The computer won't blow up if you make a mistake. You can't be successful at work if you fail to embrace computers and technology. ***
------------------------------------------------------
By Stephen Bucaro
About the author: To learn how to maintain your computer and use it more effectively to design a Web site and make money on the Web visit bucarotechelp.com To subscribe to Bucaro TecHelp Newsletter visit http://bucarotechelp.com/search/000800.asp
Namun Anda tidak perlu berkecil hati. Bila ada usaha, insyaAllah pasti ada jalan dan keberhasilan. Dan itu semua harus ditopang dengan kerja keras dan belajar tentang usaha apa yang dilakukan untuk bisa menjadi pemimpin. Berikut kami rangkum 6 tips yang bisa Anda pahami dan lakukan.
1. Berorientasi Bisnis
Bila jiwa ini ada pada Anda, siapapun dia akan memilih Anda. Ya, karena suatu perusahaan sesungguhnya adalah suatu badan usaha bisnis yang memperjuangkan keuntungan. Seorang pemimpin yang tidak punya jiwa bisnis, bagaimanapun tidak akan bisa membawa perusahaan ke arah bisnis yang lebih besar lagi. Seorang pemimpin suatu perusahaan berbeda dengan seorang pemimpin suatu yayasan nirlaba. Kita harus pahami itu. Nah, bila Anda belum memilki orientasi bisnis dalam jiwa Anda, mulai sekarang berusahalah menjiwainya. Belajarlah dari banyak pebisnis bagaimana mereka menjiwai dan memiliki orietasi bisnis ini.
2. Tegas dan Punya Wibawa.
Suatu ketegasan sangat dibutuhkan dalam memimpin suatu perusahaan. Tegas dalam arti kata bisa dipertanggung jawabkan. Bukan tegas asal tegas tanpa kompromi. Namun tegas dengan penuh pertimbangan. Dan tidak pinplan dalam mengambil keputusan. Begitu juga wibawa. Kewibawaan juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Apa jadinya bila hal satu ini sudah tidak ada di mata para bawahannya. Bisa jadi keputusan yang diambil tidak bisa berjalan sepenuhnya.
3. Berani Mengambil Resiko dan Dapat Mengatasi Segala Permasalahan.
Berani mengambil resiko sebenarnya masih ada kaitannya dengan point ke dua tadi yakni ketegasan. Namun berani mengambil resiko lebih spesifik lagi. Hal yang satu ini merupakan suatu hal yang rawan dalam menjalaninya. Hidup dan mati perusahaan sedikit banyak tergantung dari hal ini. Namun berani mengambil resiko tidak bisa asal-asalan. Harus dengan pengamatan yang matang dan pertimbangan yang bijaksana. Bila ada masalah, seorang pemimpin harus sudah bisa mencari jalan keluarnya. Atau setidaknya sudah tahu cara mengatasinya.
4. Motivator Bagi Bawahannya
Banyak pemimpin dari berbagai perusahaan yang memiliki tiga point yang sudah disebutkan diatas tapi tidak memiliki jiwa motivator. Bila seorang pemimpin tidak bisa menjadi motivator bagi bawahannya, bisa dikatakan majunya perusahaan terkurangi 15%. Kenapa tidak? bagaimana perusahaan bisa berjalan kencang, bila semangat yang dimiliki setiap karyawan hanya sebatas pergi pagi dan pulang sore saja. Semangat atau motivasi sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam menjalankan roda suatu usaha bisnis. Kita ketahui bahwa karyawan yang menjalankan roda perusahaan bukanlah mesin. Mereka manusia yang memerlukan motivasi. Bila di suatu perusahaan tidak ada motivator yang dapat mereka contoh, bagaimana mereka bisa memotivasi diri mereka sendiri untuk bersemangat. Dan seorang motivator bukan hanya sekedar yang sifatnya menyemangati, namun lebih luas lagi seperti dapat menghadirkan ide-ide baru yang inovatif.
5. Menyenangkan Dan Tidak Menggurui
Hal yang satu ini antara mudah dan sulit melakukannya. Karena ini menyangkut karakter yang sudah dimiliki oleh tiap pribadi orang. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang pendiam, ada yang humoris dan ada yang penuh perhitungan. Nah, seorang pemimpin sebaiknya harus bisa membawa diri di lingkungan bawahannya. Apa itu, yakni menyenangkan bila berada di tengah bawahannya. Menyenangkan disini bukan berarti ketawa ketiwi tidak tentu arah. Namun tidak memberi kesan angker bila sedang berada di tengah bawahan. Para bawahan juga tidak merasa harus takut bila ingin menghadap. Hubungan yang terjalin tetap dalam koridor antara atasan dan bawahan, namun iklim yang tercipta bukan seperti anjing dan kucing. Saya rasa Anda bisa memahami maksudnya.
Juga kesan tidak menggurui, hal ini juga harus diperhatikan. Banyak para pemimpin dalam menjelaskan atau menerangkan sesuatu hal kepada bawahannya seperti menggurui. Seolah-olah dia yang paling pintar dan bawahannya bodoh dan tidak tahu apa-apa. Hal ini sebaiknya dihindari. Pilihlah kalimat yang tidak terkesan menggurui bila harus memerintahkan sesuatu kepada bawahan. Disini dibutuhkan keahlian sang pimpinan dalam berujar kata. Bukankah peribahasa Arab mengatakan "lidahmu adalah harimaumu yang bila salah berujar malah bisa menerkammu".
6. Stamina Yang Terjaga
Ini merupakan kunci terakhir bila ingin sukses menjadi seorang pemimpin. Stamina, ya.... sekali lagi stamina. Bagaimanapun semua point di atas tidak bisa berjalan dengan lancar bila stamina yang dimiliki oleh sang pemimpin tidak terjaga. Ketegasan, kewibawaan, motivasi, bila dijalankan dalam kondisi stamina yang tidak fit, biasanya tidak berjalan dengan baik. Tidak heran, banyak perusahaan yang mengerti ini memberi beberapa fasilitas bagi para pejabat yang duduk di posisi puncak pimpinan.
Anda tahu Google? Ya, sebuah perusahaan mesin pencari terbesar di dunia. Anda tahu betapa hebatnya perusahaan ini dalam menjaga stamina para pemimpinnya, bahkan bagi seluruh karyawannya. Disana tidak ada istilah para karyawan makan siang di luar. Koki khusus telah disiapkan dengan menu berbeda setiap harinya. Bukan hanya itu, seluruh karyawan disediakan suplement, vitamin dan minuman energi yang bisa dinikmati kapanpun dan makanan ringan alias cemilan gratis. Semuanya serba gratis. Ini belum cukup, di kompleks perusahaan yang mereka sebut Googleplex, telah disiapkan fasilitas sauna, fitness center, ruang pijat, klinik kesehatan dengan dokter berpengalaman, kolam renang dan berbagai fasililtas olah raga lainnya yang siap dipakai kapanpun.
Anda tahu berapa jumlah karyawannya yang bisa menikmati berbagai fasilitas ini? 4000 orang lebih ! Dan yang paling mengesankan, perusahaan ini tidak menerapkan baju seragam khusus bagi setiap karyawannya. Seluruh karyawan bebas memilih pakaian mereka ketika berada di kantor. Dan yang lebih hebatnya lagi, setiap karyawan diberi sekian persen saham perusahaan. Ini betul-betul gila. Tidak heran Google menjadi perusahaan urutan pertama sebagai perusahaan yang paling memikirkan karyawannya dari seluruh perusahaan yang ada di seluruh dunia versi Fortune.
Anda tahu apa efeknya? Setiap karyawan akan menunjukkan rasa terima kasih mereka dengan bekerja keras dan penuh ide-ide baru. Mereka bekerja bukan sekedar terima gaji tiap bulan. Mereka bekerja giat bukan hanya bila para pimpinan ada di belakang mereka. Tapi mereka bekerja sungguh-sungguh dan benar-benar ikhlas. Mereka bekerja keras untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka kepada perusahaan. Dengan apa lagi mereka bisa menunjukkan rasa terima kasih mereka dengan apa yang telah mereka terima kalau tidak dengan bekerja giat dan sungguh-sungguh.
Lalu bagaimana dengan perusahaan yang ada di negeri ini? Bukan rahasia lagi, para karyawan dijadikan seperti sapi perahan. Selama masih bisa dicurangi dan dimanfaatkan, akan dilakukan. Uang lembur lah yang tidak dibayar. Jam makan sianglah yang dipersempit. Bila hari Jum'at, tidak diberi waktu bagi saudara kita yang muslim untuk melaksanakan ibadah mereka. Cuti melahirkan tidak ada, apalagi cuti haid. Sehingga timbul jarak antara karyawan dan perusahaan. Para karyawan bukannya ikhlas bekerja, tapi dengan hati pedih dan penuh keputus-asaan.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pemimpin dan calon pemimpin di seluruh perusahaan di negeri tercinta ini. ***
(lowongankerja-online.blogspot.com)
=======================================
Flipping and Fixing Houses for High Return on Investment Capital
Investors love to make a high return on their money. That's why so many millionaires invest in real estate. You can leverage your money using other peoples' money when you finance real estate.
Many real estate investors make $5,000 to $10,000 or more by flipping houses. These investors buy a home from a distressed seller and resell it quickly for a profit. Just because a seller has serious problems like a pending foreclosure or divorce doesn't mean the house is a fixer. Many distressed sellers offer prime houses in perfect condition discounted for a quick sale. Distressed sellers jump at the chance to get out from under their overwhelming problems with an offer to close in ten days. To purchase a home quickly, you need to be prepared to offer cash or a have secure loan in place with a reliable mortgage lender.
Other real estate investors prefer to buy fixers from distressed sellers. Distressed fixers present the best bargains to make the highest return on your money. For instance, if you put 5% down on a $200,000 home, spend $5,000 fixing the house up, and another $3,000 in payments, your cash investment totals $18,000. If you sell the home for a $70,000 profit like many rehabbers, you can see that your return on your investment of $18,000 for two months exceeds most other types of investments. This investment plan assumes that you have the knowledge and skills, time to work on your fixer, and that you sell the house as soon as its finished to a qualified buyer. Home improvement centers help you with how-to classes, brochures, and advice. You need to give up your free time--TV, parties, leisure activities and work on your fixer. You could hire workers, but contractors and laborers work slowly and eat up your profits.
The last part of the equation, selling your house quickly to a qualified buyer means you need to do your homework. Many investors seek free help from a loan officer to price the house right and to qualify their buyers. These investors earn the sales commission by selling their houses by owner. The most important issue, how you fix up your house, ensures that you quickly attract a buyer willing to pay top dollar for your transformed property. Investors using Design Psychology strategies for fixing houses sell their homes, for more than the asking price, three hours after putting the yard sign out.
Whether you want to make money investing in real estate by flipping or fixing houses, you need to understand your market. To get started in your real estate business, go house shopping. You'll soon learn how to pick up a flip or a fixer and be on your way to making a high return on your money. ***
------------------------------------------------------
by Jeanette Joy Fisher
About the author: Jeanette Fisher teaches investors and home sellers five ways to get more money. Free ebook "Design Psychology for Selling Houses" http://www.do ghousetodollhousefordollars.com
=========================================
Success at Work
It's hard to believe that there are people in today's workforce who don't know how to use a computer. In today's society, being computer illiterate is equivalent to being functionally illiterate. Obviously no one reading this article is computer illiterate, but maybe you know someone who thinks they can avoid computers and still be successful at work. Let me tell you a story about a good friend of mine back when I worked at Motorola. The company moved the manufacturing of automobile alternators offshore, resulting in his transfer to my department. Although he had about 20 years with the company, this was to be his last stop before being booted out the door.
He was assigned to me as an Electronics Technician, and the first assignment that I gave him was to lay out a small printed circuit (pc) board. It was a tiny circuit for a tester, so computer drafting was not required. He could just sketch it out on paper. After several days, he came back to me explaining that he didn't have the technical ability to lay out a pc board. An Electronics Technician that couldn't lay out a simple pc board? Don't all Electronics Technicians make little hobby circuits at home? At least all the technicians I knew did.
I explained that he needed to draw outlines of the components and then use the schematic to draw lines between the components connections. Then, maybe rearrange the components if that would result in fewer crossing paths. I also explained something much more profound, how to deal with the complexity of technology. Many people, when they come into contact with technology, consider themselves too stupid to deal with it. Technology is only for geniuses and geeks. Sometimes technology is too complex, but it's not because people are stupid, it's because the technology is poorly designed.
For example, take software, like a graphics program, spreadsheet or database. Is the intended user of the software a computer programmer, or an average person? These applications are intended for use by an average person. If an application is too complex for the average person, the application is at fault - not the user. Why are most computers and software applications too complex for the average person? Because they are designed by programmers who are under pressure to get the product out the door. Does the application have simple, easy-to-use help files? Software developers consider help files even less important than application usability.
- The bottom line is, people are not stupid - computers and software applications ARE too complex.
In today's world, where workers are required to use computers and technology, how can they deal with the complexity? Back to the story about my friend at Motorola.
After receiving my instructions, he successfully completed the pc board layout. I then introduced him to Computer Automated Engineering (CAE). I showed him how to drag electronic components from a library, use the mouse to draw circuit paths, make the computer simulate the function of the circuit, and then make the computer layout a pc board for the circuit.
He was able to easily master complex technology because he now understood that he wasn't stupid. Computers ARE complex. When he needed help, he studied the help files or asked someone for help. Eventually, his CAE skills became known and I lost him to another manager. "His last stop before being booted out the door?" I don't think so. There's no way Motorola is going to let this valuable employee get away. Even though it's the programmers fault that computers and software are too complex, that doesn't relieve you of all responsibility. You must make an effort. Like my friend at Motorola, you must study the help files or ask someone for help when you need it. Not only must you study the help files, but you must also be willing to "try things".
Many people fear that if they click on the wrong thing, the computer will blow up and they will be blamed for it. A properly designed software application prevents the user from making a fatal mistake, either by making it impossible, or by providing a warning message. A properly designed application lets the user "back out of" or reverse any action. One of the best ways to learn is to "try things". If the computer blow ups because you made a mistake, you're using improperly designed software. When you're learning how to perform a function with a computer, if you expect you may need to perform that same function again, take notes. No one will think you're stupid if you take notes. But if you keep asking over and over again how to perform the same function, they will think you're too stupid to take notes.
When I worked at Motorola, I used a technique called "strokes" to make symbols appear and move around the computer screen like magic. Some people called me the "Electronic God". How did I get so good? I tried things. I failed. I studied. I tried again. I understood that technology IS complex. So what? In today's society, being computer illiterate is equivalent to being functionally illiterate. Make the effort to study the help files and to "try things". Don't get discouraged or blame yourself if you don't succeed on the first try. The computer won't blow up if you make a mistake. You can't be successful at work if you fail to embrace computers and technology. ***
------------------------------------------------------
By Stephen Bucaro
About the author: To learn how to maintain your computer and use it more effectively to design a Web site and make money on the Web visit bucarotechelp.com To subscribe to Bucaro TecHelp Newsletter visit http://bucarotechelp.com/search/000800.asp
Posts
