Sudahkah Anda daftarkan blog Anda ke Blog Directory?
.

Kecewa Kerja Kantor, Pilih buat Seprai

Kecewa Kerja Kantor, Pilih buat Seprai
Titiek Suryanti
BANYAK alasan yang bisa membuat seseorang tak mau melanjutkan kerja kantor. Ada yang merasa tak punya waktu untuk diri sendiri, jenuh atau merasa tak punya tantangan lagi atau ada pula yang tak ingin bekerja untuk orang lain. Bagi Titiek Suryanti sebagian alasan itu tak berlaku baginya ketika tahun 1997 dia berhenti bekerja dari sebuah bank swasta. Dikatakan jenuh sama sekali tidak tepat karena masa kerjanya di tempat itu masih relatif pendek, baru satu tahun. Bank merupakan tempat kerja kedua karena sebelumnya dia sudah pernah juga kerja di perusahaan properti.

"Saya sakit hati karena waktu itu bank-bank sedang terlilit masalah dan program karyawan baru tidak dilanjutkan," ungkap Titiek. Sejak itu perempuan arsitek lulusan Institut Teknologi Surabaya itu berniat tak mau lagi kerja kantor. Sejak itu pula dia mulai memainkan kesukaannya menjahit dengan membuat seprai. Mulai belanja bahan, memotong, menjahit sampai kemudian memasarkan kepada teman dan kerabatnya dia lakukan sendiri. Niatnya cuma satu: ingin mencari uang tanpa harus bekerja seharian mulai pagi sampai sore di kantor.

Titiek mengaku tidak pesimis dengan situasi waktu itu di mana ekonomi Indonesia tengah berada dalam masa krisis awal. "Malah saya merasa datang pada saat yang tepat. Waktu itu kan bunga bank tinggi sekali, jadi orang-orang yang punya deposito di bank justru punya kelebihan uang," katanya. Tidak banyak, namun terus saja ada pesanan datang dari teman-teman. Itulah keadaan yang terjadi pada masa-masa awal. Untuk bisa lebih menekan modal, Titiek memilih untuk menunggu pesanan ketimbang membuat stok yang belum tentu cepat terjual.

"Pokoknya saya tidak mau terlalu besar menanggung risiko," ujar Titiek.
Soal risiko itu pula yang membuat dia memilih usaha pembuatan seprai, bed cover, belakangan gorden. Ia mengatakan, "semua barang-barang ini kan enggak ada basinya. Kalau tidak laku cepat masih mungkin saya simpan lebih lama."

Lokal dan impor

Dengan bantuan enam pekerjanya, kini Titiek bukan cuma membuat stok seprai dan bed cover, tetapi dia juga menggarap pesanan kamar pengantin, khususnya yang menyangkut keperluan tempat tidur dan gorden. Menurut dia, umumnya pelanggan tetap memilih bahan katun dibanding dengan satin yang dulu banyak dipakai untuk kamar. Sebab, kata Titiek, bahan katun bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. "Jadi setelah pesta selesai, semuanya masih bisa dipakai. Sedang satin, cuma indah dilihat, tetapi sesudah itu enggak bisa dipakai lagi," ucapnya.

Hanya saja untuk keperluan kamar pengantin, jenis katun yang digunakan sebagian berasal dari impor, dikombinasikan dengan buatan dalam negeri. "Kalau seluruhnya pakai yang impor, harganya bisa lipat 10 kali. Makanya bagian-bagian yang tertutup, kami gunakan katun dalam negeri, supaya harganya bisa ditekan," jelas perempuan berusia 31 tahun ini. Dengan kombinasi itu pun, harga kamar pengantin relatif mahal, sekitar Rp 2,5 sampai Rp 3 juta, termasuk gorden. "Harga tergantung dari variasi misalnya renda, serta ukuran penggunaan banyaknya bahan," jelasnya.

Warna-warna lembut kini lebih digandrungi konsumen dibanding warna-warna cerah. "Soal coraknya memang sulit untuk menentukan mana yang jadi favorit, yang lebih mudah ditandai ya warnanya itu tadi," kata arsitek yang pernah mengikuti pendidikan lanjutan di Prasetya Mulya untuk bidang keuangan ini.

Mulut ke mulut

Kerja di rumah, bisa bepergian kapan dia mau, merupakan keuntungan yang didapat Titiek, di samping tentu saja penghasilan yang menurut dia, "Lumayan lebih dari kerja kantor." Setelah sekitar tiga tahun bergerak di bidang spesialis kamar tidur ini, Titiek sudah tidak perlu lagi menjahit sendiri seperti yang dulu dilakukannya. Satu-satunya pekerjaan yang masih belum dilepas kepada orang lain adalah memotong. "Tapi kan sesudah memotong, saya bisa tinggalkan. Kalau saya lagi rajin saya potong pagi-pagi, kalau enggak sempat karena ada urusan saya potong malam," katanya.

Pemasaran dilakukan lewat cara sederhana, antara lain dari mulut ke mulut. "Nyatanya ini cukup efektif," katanya. "Saya juga mendapat bantuan teman yang menjualkan ke kantor-kantor di Jakarta," lanjut Titiek. Namun, untuk bisa menjaring pembeli yang lebih banyak, Titiek menyewa tempat di Kawasan Tenda Semanggi, Jakarta, khusus untuk memajang produk-produknya yang dia beri label Artlink. Juga rumahnya di kawasan Pondok Jaya Jakarta dijadikan tempat memamerkan barang-barangnya.

Di luar Jakarta, produk untuk kamar tidur ini juga dia pasarkan antara lain di Surabaya dan Balikpapan. "Yang di Balikpapan permintaannya rutin, tiap satu bulan sekali," katanya. Meski seprai atau bed cover bukan kebutuhan utama kebanyakan orang, Titiek tetap optimis terhadap kelangsungan usahanya. Fluktuasi permintaan yang tidak bisa dipastikan menurut dia, tidak menjadi kendala yang berarti. "Saya rasa barang-barang tertentu juga begitu.

Khusus untuk produk saya ini menjadi besar permintaan kalau sedang musim pengantin. Keluarga dekat biasanya tidak menyumbang uang, tetapi memilih barang. Salah satunya ya seprai atau bed cover. ***

------------------------------------------
Source: Artikel Kompas
(ret)


=====================================


Don't Trade Your Dreams For Peanuts


Recently, I had the chance to see part of the movie Collateral. In it, actor Jaimie Foxx plays a cab driver named Max who happens to pick up the wrong customer one night. That customer is Vincent, a hit man played by Tom Cruise. I found one bit of dialogue from the movie very interesting. In one particular scene, Max is describing his future plans to start his own Limo business. He boasts that driving a cab is just a temporary transition until the timing is right to begin this dream of his. As the conversation continues, Max reveals that he s been a cab driver for 12 years!

This is typical of so many people who talk about their dreams but are afraid to ever follow through with them. Following their dream is just too risky for some, so excuses are made for putting them off. Now s not the right time, they rationalize I need to have all my ducks in a row.

The problem is, that time never comes. Before they realize it, they've traded in those aspirations for the security and comfort of a steady paycheck. They exchange their dreams for a handful of peanuts . In Africa, they catch monkeys by placing a few peanuts inside a hollow coconut which is attached to a long rope. One end of the coconut has a small hole cut out that is just large enough for a monkey s hand. As the monkey smells the peanuts, he comes up to the coconut and reaches inside to grab a fistful. Once he has a fistful of peanuts, his hand becomes too large to pull back out of the hole. What s even more interesting is that he will not let go of those peanuts despite being hauled in for capture.

We might laugh at this monkey, but how many people are out there working in a job they hate simply because they can t let go of the security. Like Max, they have dreams, but they never get around to acting on them because they fear giving up those peanuts. So what goals and aspirations have you been putting on hold? Most clients I meet with know deep down what they would love to be doing. The problem is they re not doing anything about it. My advice is to not let another day slip by without sitting down and making a plan for what you would love to be doing the rest of your life. If you need help and direction making those plans, ta ke action today !

Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sales. Explore. Dream. Discover. Mark Twain ***

--------------------------------------------------
by Jonathan R Taylor


Jangan Lupa Share Artikel Ini Ya...?
Bagikan artikel ini ke temanmu melalui "SosMed" kamu di bawah ini:


Comments :

0 komentar to “Kecewa Kerja Kantor, Pilih buat Seprai”

Post a Comment

>>
Setiap komentar yang Anda berikan sangat kami hargai. Terlebih komentar yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi pembaca yang lain. Setiap komentar yang masuk akan kami lihat terlebih dahulu sebelum ditayangkan untuk menjaga komentar yang bersifat SPAM, cabul, promosi link / produk atau segala hal yang bersifat fitnah dan tidak sesuai dengan misi situs ini.

Silahkan tulis komentar Anda pada kolom di bawah ini.
Panjang komentar tidak dibatasi. Komentar bisa berisi pendapat, pengalaman pribadi, opini publik dan sebagainya.

Terima kasih sebelumnya atas komentar yang Anda berikan. :)
.

New Expert Authors

# dr. R. Agusti Sp.PD-KGEH
Seorang dokter spesialis Gastroenterologi-Hepatologi pada beberapa Rumah Sakit swasta di Tangerang. Pembicara di berbagai seminar, terutama pada masalah penyakit Gastroenterologi-Hepatologi.

# Johan Suhardi
Anggota Kadin dan juga seorang Pembicara Motivasi. Suka menulis dan memegang beberapa perusahaan Consumer Goods di Batam dan Jakarta.

# M. Supriyadi, SE
Accounting Manager PT. Samudra Berdikari Jaya, Jakarta. Menulis beberapa artikel di beberapa surat kabar Ibu kota. Tergabung dalam klub kesehatan Sehati Club Tanggerang.

# Drs. Julian M. Toha
Pengamat Politik Timur Tengah. Mengisi siaran pada salah satu radio swasta di Surabaya. Penulis Buku "Dari Gaza, Sebuah Suara Pilu" ini hobi bonsai dan koleksi jam kuno.

# Ir. Wijayanto Dahlan
Chief Engineer pada PT. Perkasa Dean Steel, Batam. Lulusan ITB ini juga aktif di Club Paralayang dan memiliki hobi memancing. Pernah diundang menjadi pembicara di beberapa seminar di Singapore.

# Jumadi Suryo
Seorang Internet Marketer dan SEO. Memiliki Blog yang pernah direlease di majalah The Comp, Canada. Sekarang staff pengajar di beberapa lembaga kursus Internasional di Jakarta.

# Timya Gayatri, SH.
Seorang pengacara perempuan dan pengamat hukum Internasional. Menulis banyak artikel di beberapa majalah hukum luar negeri. Sekarang sebagai "dosen terbang" di salah satu Perguruan Tinggi di Australia.

# Robert Jayadi
Seorang pengusaha bisnis waralaba. Terhimpun dalam organisasi Franchise Asia yang berpusat di Singapore. Menulis banyak artikel tentang dunia franchise dan permasalahannya. Seorang pengusaha sukses.

Anda Punya Blog...?

Pasang Logo IndexArticles.com di blog Anda. Silahkan klik tombol ''Highlight All'' dan copy-paste-kan code html di dalamnya di blog Anda.


Here's what the logo looks like:
 

Copyright © 2009 by: www.IndexArticles.com

Proudly Powered by: Blogger
Designed by blogtemplate4u.com | Blogspot Tutorial