Sudahkah Anda daftarkan blog Anda ke Blog Directory?
.

Bagaimana Mencari Peluang Semaksimal Mungkin?

Bagaimana Mencari Peluang Semaksimal Mungkin?

Ketika sebuah peluang dibuka, bisa saja pencari kerja yang melayangkan lamaran mereka berjumlah puluhan, ratusan atau bahkan ribuan, tergantung dari bidang kerja yang tersedia, seberapa banyak orang yang tau dan memanfaatkan peluang tersebut. Di sisi lain, bisa saja data yang masuk kepada perekrut hanya beberapa orang, karena tidak banyak yang tau, meskipun peluang tersebut favorit bagi kebanyakan pencari kerja.

Berikut ini beberapa teknik pencarian peluang yang bisa dipertimbangkan ketika anda menemukan situs penyedia informasi peluang kerja.

1. Coba manfaatkan layanan one-stop shopping. Layanan one-stop shopping merupakan situs yang menyediakan berbagai hal sekaligus yang berkaitan dengan proses rekrutmen tenaga kerja, dimana peluang disampaikan di sana, dan resume anda didaftarkan pada situs mereka, sehingga anda bisa langsung mendaftarkan diri melalui layanan tersebut. Pada situs-situs favorit, bisa saja puluhan peluang kerja yang terbuka setiap harinya. Anda dapat memanfaatkan layanan ini.

2. Gunakan fasilitas pencarian tingkat lanjut yang tersedia pada situs tersebut, misalnya berdasarkan daerah penempatan, bidang kerja, besar gaji, pengalaman kerja yang dibutuhkan, dll. Sesuaikan dengan keinginan dan kemampuan yang anda miliki.

3. Temukan celah yang tepat dari peluang kerja yang ada, yaitu dengan memilih yang betul-betul sesuai dengan kategori yang anda miliki. Misalnya tingkat pendidikan (baru lulus, tamatan magister, freelance, dll), atau berusaha menemukan peluang yang mungkin saja tersembunyi dari informasi umum, atau bahkan tidak mudah ditemukan oleh banyak orang.

4. Berfikir lokal, atau berdasarkan lokasi secara geografis. Dari sebuah survey yang dilakukan baru-baru ini, didapatkan informasi bahwa sekitar 28 persen dari pencari kerja di internet mau bekerja pada lokasi yang ditentukan oleh pembuka lowongan tersebut, sedangkan 48 persen tidak bersedia untuk pindah dari lokasi dimana dia tinggal.

5. Hingga sekarang, masih banyak pencari kerja memanfaatkan koran untuk mencari lowongan kerja. Peluang ini perlu dimanfaatkan, karena tidak semua lowongan dibuka melewati koran, tidak sedikit lowongan yang tersedia dan diumumkan melalui internet. Pemanfaatan kedua fasilitas tersebut serta yang lainnya akan mempertinggi kemungkinan anda menemukan pekerjaan yang sesuai dengan diri anda.

6. Langsung menuju sumber. Beberapa para ahli menyarankan agar menuju ke situs perusahaan dalam menemukan peluang kerja, termasuk untuk mengenal perusahaan tersebut. hal ini akan memberikan dampak yang cukup bagus bagi anda, meskipun anda mendapatkan informasi tersebut melalui situs atau media lainnya, karena anda sedikit banyaknya bisa mempelajari perusahaan tersebut sebelum anda melayangkan lamaran kepada mereka. Ini juga yang dapat menjadi kekuatan bagi anda nantinya ketika anda dipanggil untuk diwawancarai. Perusahaan yang memiliki website tidak hanya perusahaan besar, sudah banyak perusahaan skala kecil dan menengah pun memiliki situs mereka sendiri.

7. Hindari mengirimkan resume anda untuk tujuan umum. Jika anda melayangkankan resume anda ke beberapa perusahaan, dan jika memungkinkan, buatlah resume tersebut seakan-akan memang ditujukan khusus untuk mereka.

8. Publikasikan resume anda pada situs pribadi anda. Tunjukkan bahwa anda adalah seorang yang profesional. Dengan demikian siapapun dapat mengakses resume dan situs anda tersebut kapan pun pada tujuh hari dalam seminggu. Tentu saja, untuk ini, anda perlu memiliki situs sendiri, jika belum merasa perlu untuk menyewanya, gunakan fasilitas gratis seperti yang disediakan oleh Geocities (http://www.geocities.com/) atau di Indonesia Interaktif (http://www.i2.co.id/).

9. Sebagai salah satu pilihan lainnya, manfaatkan layanan distribusi resume yang tersedia di internet. Layanan ini biasanya disediakan oleh beberapa situs untuk mendistribusikan resume anda ke perusahaan yang membutuhkan sesuai dengan kriteria yang ada.

10. Jangan buang waktu anda hanya untuk online mencari lowongan di internet. Lakukan berbagai hal yang berkaitan dengan promosi diri anda melalui berbagai jalan yang mungkin dilakukan, seperti melakukan kontak dengan orang-orang berkaitan dengan misi anda, membuat resume anda yang menarik dengan cara yang tepat, dan khususnya menjalin hubungan baik dengan jaringan anda.

Dalam salah satu penelitian menyatakan bahwa proses pencarian lowongan di internet hanya membutuhkan waktu sedikit dibandingkan dengan membangun kekuatan dalam mempersiapkan diri pada saat pengajuan lamaran terhadap lowongan yang ada. Bahkan dinyatakan, waktu yang digunakan lebih banyak dimanfaatkan dalam membangun dan memanfaatkan jaringan yang anda bangun dan anda miliki. Pencarian lowongan di internet merupakan media yang cukup efektif, dan jangan lupa, bahwa melakukan kontak dengan jaringan anda merupakan langkah yang patut diperhitungkan.

11. Dan jangan ragu-ragu, bahwa pencarian kerja dan lowongan melalui internet akan sangat membantu anda dalam mendapatkan pekerjaan yang anda inginkan, diikuti dengan langkah nyata dalam melakukan assessment terhadap karir, meneliti perusahaan perekrut, penentuan lokasi, negoisasi masalah gaji, serta jaringan perlu diperkuat dimatangkan juga.***

--------------------------------------------------
by jack Febrian
source: http://artikel.total.or.id/
jack Febrian -- Dosen dan Praktisi Teknologi Informasi di Bandung. Telah menulis beberapa buku, diantaranya Menggunakan Internet, Kamus Komputer dan Teknologi Informasi, Menjelajah Dunia dengan Google, Tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia, dll.


================================================

Its not what you think, coach, it's what you do

If you are like the leader or employees in the research we have conducted, you would have little difficulty describing the elements in an effective coaching session. Even ineffective leaders could correctly define what should occur. The difference was that the ineffective leader was inhibited or could not apply or enact the desired behaviors when asked to do so in a real-time coaching session.

The effective leaders, on the other hand, were able to apply the desired behaviors. What causes the discrepancy between knowing what to do and actually doing it? Our best guess is that most managers have the knowledge because they have been exposed to a wide number of good coaching models, both in an organizational setting and off the job - a teacher, minister, friend, professional counselor, etc. Add to this the constant flow of information and literature on effective people skills for leaders.

Leaders are also employees, and they know how they would want to be treated by their boss in a coaching session. When you add all of this up, it is not surprising that leaders have adequate sources of information to formulate an accurate mental picture of quality coaching. The mystery is why the discrepancy occurs between descriptions and actions. One possibility is that, for some, tough business philosophy of how leaders should actually relate to employees is in conflict with the notions of openly exhibiting supportive behavior, seeking employee input, sharing responsibilities for problem solving, etc.

The group's value and attitudes about how a manager should relate to an employee get in the way of being an effective coach. Freeing up attitudes to apply the positive concepts that they already know requires allowing them to experience the benefits first-hand and to see that most employees will not take advantage of them. A behavioral change can come about only after experimentation with, and testing of, the impact of the new set of highly beneficial leader behaviors. Furthermore, leaders need opportunities for extensive practice in order to become efficient and to convert mental images of coaching into a reality. In training sessions, time needs to be devoted to multiple practice sessions in which this experimentation and testing can occur.

A second possibility for this discrepancy is that some leaders truly believe that their behavior is consistent with their descriptions of an effective coaching session. They perceive no difference between what they say and what they do, even though employees would dispute this. Their problem is more difficult because the managers' perceptions belie the reality of what they actually do as a coach.

These managers respond to a presentation of the coaching model described in this text with nods of support. They complain that other managers are incapable of following the model, as they do with their employees. To increase these managers' coaching effectiveness requires them to first see the difference between what they say and do, then describing what those specific inconsistent behaviors are and the agony they create for the employee. Again, training time needs to be devoted to providing the managers with candid feedback about their behavior and specific alternative behaviors to experiment with during future practice sessions.

Our conclusion is that managers know what is needed in an effective coaching session. Other than a brief overview and review, we do not need to spend valuable training time telling managers to be more participative, or explaining what an effective coaching session entails.

We need to spend our time allowing managers to experience the benefits of an effective coaching model and discussing the obstacles to using this model. Second, in providing feedback on their coaching behavior, we need to devote heavy doses of training time to multiple practice and discussion sessions that explore the rewards of good coaching. Our belief and promise is that, if you persist, you will grow increasingly comfortable with the Coaching Model and will adapt and incorporate the skills into your own unique style. ***

---------------------------------------------------
by CMOE Development Team
Please click here to learn more about our coaching services and the organizations we have served. You can also contact one of our representative's via email or at (877) Coach-Me (262-2463).

Jangan Lupa Share Artikel Ini Ya...?
Bagikan artikel ini ke temanmu melalui "SosMed" kamu di bawah ini:


Comments :

0 komentar to “Bagaimana Mencari Peluang Semaksimal Mungkin?”

Post a Comment

>>
Setiap komentar yang Anda berikan sangat kami hargai. Terlebih komentar yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi pembaca yang lain. Setiap komentar yang masuk akan kami lihat terlebih dahulu sebelum ditayangkan untuk menjaga komentar yang bersifat SPAM, cabul, promosi link / produk atau segala hal yang bersifat fitnah dan tidak sesuai dengan misi situs ini.

Silahkan tulis komentar Anda pada kolom di bawah ini.
Panjang komentar tidak dibatasi. Komentar bisa berisi pendapat, pengalaman pribadi, opini publik dan sebagainya.

Terima kasih sebelumnya atas komentar yang Anda berikan. :)
.

New Expert Authors

# dr. R. Agusti Sp.PD-KGEH
Seorang dokter spesialis Gastroenterologi-Hepatologi pada beberapa Rumah Sakit swasta di Tangerang. Pembicara di berbagai seminar, terutama pada masalah penyakit Gastroenterologi-Hepatologi.

# Johan Suhardi
Anggota Kadin dan juga seorang Pembicara Motivasi. Suka menulis dan memegang beberapa perusahaan Consumer Goods di Batam dan Jakarta.

# M. Supriyadi, SE
Accounting Manager PT. Samudra Berdikari Jaya, Jakarta. Menulis beberapa artikel di beberapa surat kabar Ibu kota. Tergabung dalam klub kesehatan Sehati Club Tanggerang.

# Drs. Julian M. Toha
Pengamat Politik Timur Tengah. Mengisi siaran pada salah satu radio swasta di Surabaya. Penulis Buku "Dari Gaza, Sebuah Suara Pilu" ini hobi bonsai dan koleksi jam kuno.

# Ir. Wijayanto Dahlan
Chief Engineer pada PT. Perkasa Dean Steel, Batam. Lulusan ITB ini juga aktif di Club Paralayang dan memiliki hobi memancing. Pernah diundang menjadi pembicara di beberapa seminar di Singapore.

# Jumadi Suryo
Seorang Internet Marketer dan SEO. Memiliki Blog yang pernah direlease di majalah The Comp, Canada. Sekarang staff pengajar di beberapa lembaga kursus Internasional di Jakarta.

# Timya Gayatri, SH.
Seorang pengacara perempuan dan pengamat hukum Internasional. Menulis banyak artikel di beberapa majalah hukum luar negeri. Sekarang sebagai "dosen terbang" di salah satu Perguruan Tinggi di Australia.

# Robert Jayadi
Seorang pengusaha bisnis waralaba. Terhimpun dalam organisasi Franchise Asia yang berpusat di Singapore. Menulis banyak artikel tentang dunia franchise dan permasalahannya. Seorang pengusaha sukses.

Anda Punya Blog...?

Pasang Logo IndexArticles.com di blog Anda. Silahkan klik tombol ''Highlight All'' dan copy-paste-kan code html di dalamnya di blog Anda.


Here's what the logo looks like:
 

Copyright © 2009 by: www.IndexArticles.com

Proudly Powered by: Blogger
Designed by blogtemplate4u.com | Blogspot Tutorial