Memulihkan Reputasi Setelah Membuat Kesalahan Fatal
Tak ada manusia yang luput dari kekeliruan ataupun kekurangan, termasuk dalam kapasitasnya sebagai professional. Namun jangan biarkan error yang terjadi sepanjang perjalanan karir itu, berkembang menjadi kerusakan yang sifatnya permanen. Kuncinya terletak pada bagaimana cara Anda merespon sebuah permasalahan, serta keahlian dalam melakukan damage-control.
Sebelumnya, ada baiknya kita cermati terlebih dahulu kondisi yang dapat dikategorikan sebagai 9 ‘dosa besar’ dalam dunia professional :
1- Janji-janji Surga [Overpromising]
Skenarionya: Anda kebanyakan menebar janji, tapi ternyata banyak tenggat waktu yang tak terpenuhi. Belum lagi rekan-rekan kerja ikutan jengkel karena Anda nekat membuat komitmen yang melibatkan divisi lain tanpa berkoordinasi sebelumnya, ini membuat tim atau rekan-rekan kerja anda itu terlihat tidak kompeten. Sang klienpun marah besar.
Cara ‘menebus’nya:
Sebelum Anda kembali berhadapan dengan klien atau atasan, cermati dulu kondisi yang ada, lihat separah apa keadaannya. Pastikan klien mendengar penjelasan langsung dari Anda dan bukan dari pihak lain. Berani bertanggung jawab dan hindari sikap defensif dengan tetap fokus pada upaya-upaya pemulihan keadaan hingga semua dapat dikembalikan ke jalur yang benar. Ajukan tenggat waktu yang lebih masuk akal, namun jangan lupa tambahkan beberapa value-added benefit untuk mengobati kekecewaan klien. Tak ada salahnya Anda libatkan mereka dalam mencari solusi yang dibutuhkan. Dengan demikan Anda sudah melakukan langkah-langkah penyelamatan relasi bisnis yang telah susah payah anda bangun selama ini.
2- Menjelek-jelekkan atasan
Skenarionya: Ini semua gara-gara Anda menjelek-jelekkan si Boss, tertangkap basah pula! Entah karena atasan Anda itu kebetulan mendengarnya sendiri terlontar dari mulut anda ketika sedang makan siang di kafetaria, atau tanpa sengaja Anda menekan tombol ‘Reply All’ di saat sedang asik menggosip lewat e-mail dengan teman dekat di kantor. Dalam kasus yang lebih ekstrim, Anda salah bicara ketika tengah diwawancara di sebuah media dan pernyataan Anda dipandang berimbas negatif pada citra perusahaan.
Cara menebusnya:
Ajukan permintaan maaf. Dengan menunjukkan sikap konsekuen dan berani mengakui kesalahan tanpa mengarang-ngarang alasan, Anda membuktikan bahwa Anda adalah pribadi yang punya integritas. Bila pihak media sudah terlibat terlalu jauh di dalamnya atau tingkat kesalahannya sudah teramat parah, sebaiknya ajukan surat permohonan pengunduran diri sebelum Anda ‘dirumahkan’.
3- Melanggar klausa kerahasiaan
Skenarionya: Anda menggunakan posisi dan wewenang yang Anda miliki untuk menuai keuntungan pribadi, terlibat kasus ‘insider trading’ misalnya atau menyebarluaskan informasi yang tanpa sengaja Anda baca di dalam sebuah lembaran faksimili atau memo kantor, pada pihak luar. Bisa jadi juga anda termakan pancingan wartawan yang dengan cerdik berhasil mengorek informasi mengenai produk baru perusahaan yang sebenarnya masih bersifat top-secret.
Cara menebusnya:
Jangan tutup-tutupi, karena hanya akan memperburuk keadaan. Hindari melemparkan kesalahan pada pihak ketiga karena ini hanya membuat Anda terlihat sebagai pribadi lemah yang tak dapat dipercaya. Akui kesalahan atau segera minta masukan dari konsultan hukum. Pastikan anda benar-benar jujur dalam mengungkapkan fakta dan percayakan sepenuhnya keputusan strategi apa yang sebaiknya diterapkan dalam menghadapi situasi yang tengah berkembang.
4- Konfrontasi di depan Umum
Skenarionya: Anda terperangkap dalam sebuah argumentasi sengit dengan seorang rekan kerja, berteriak dengan suara lantang di depan umum karena tak kuasa lagi menahan luapan emosi dan berbagai cacian dan sumpah serapahpun terlontar tanpa bisa di-rem. Meskipun kemarahan anda itu sangat beralasan, perilaku tersebut tetap dianggap tidak layak dan melanggar batasan-batasan etika yang ada.
Cara menebusnya:
Mintalah maaf pada rekan kerja atau kolega lain, atau bahkan si boss yang kebetulan berada di sekitar Anda ketika pertengkaran itu meletus. Pastikan Anda membendung baik-baik sisa kemarahan,dukung dengan bahasa tubuh, nada suara maupun ekspresi wajah yang menunjukkan penyesalan. Tak perlu memberikan penjelasan mengenai apa yang baru saja terjadi atau mencoba mencari dukungan. Yang perlu Anda lakukan adalah mencoba menunjukkan bahwa Anda sadar cara Anda menyelesaikan sebuah konflik pribadi tidak dapat dikatakan professional. Anda akan terlihat sebagai sosok yang bijak, dan bukan orang yang mudah lepas kendali.
5- Tipu Muslihat
Skenarionya: Anda kepergok tengah mengurusi masalah pribadi pada jam kerja, dengan menggunakan fasilitas kantor seperti telepon atau faksimili untuk proyek ‘ekstra-kurikuler’ Anda tersebut. Tanpa perasaan bersalah pula! Atau klaim reimbursement anda kebanyakan fiktif dan bagian keuangan mempertanyakan selisih yang begitu besar.
Cara menebusnya :
Ajukan tawaran untuk ganti rugi. Tebus kekurangan waktu yang anda gunakan untuk kepentingan pribadi tadi dan tutup selisih biaya yang anda ajukan. Hindari komentar-komentar seperti “Tapi yang lain biasanya juga begitu kan… “, karena yang tengah disorot adalah kelakuan Anda, kesalahan penilaian yang Anda buat , dan sikap Anda dalam mengatasinya. Maka tunjukkan bahwa Anda menyesal dan akuilah kesalahan dengan sportif.
6- Perilaku Tidak Mengenakkan
Skenarionya: Anda telah melanggar batas kesopanan dengan seorang karyawan karena telah melontarkan senda gurau dengan konotasi seksual atau berbau SARA. Atau anda dituduh telah melakukan tindak pelecehan seksual , diskriminasi dan merusak kenyamanan lingkungan kerja. Padahal di dalam hati, Anda tidak merasa telah melakukan sesuatu yang salah.
Cara menebusnya :
Minta maaflah atas senda gurau Anda yang tidak pada tempatnya. Namun hati-hati dalam mengemas ungkapan permintaan maaf tersebut karena dapat dengan mudah disalahartikan sebagai pengakuan salah. Bila kasusnya ternyata sampai di pengadilan, kata-kata tersebut dapat digunakan untuk menyudutkan posisi Anda. Upayakan sebuah koreksi ya ng mampu mencegah kondisi menjadi berlarut-larut hingga berpotensi menimbulkan efek permanen yang membahayakan kelangsungan karir Anda.
7- Kehilangan data /informasi penting
Skenarionya: Anda kehilangan sebuah dokumen yang bersifat rahasia, atau lebih buruk lagi, tas kerja, PDA atau laptop Anda dicuri orang. Atau mungkin tanpa sengaja Anda telah menghapus sebuah informasi penting, back up database atau sembarangan menaruh kertas berisi data-data bersifat sensitif ke dalam keranjang kertas daur ulang tanpa berusaha memusnahkannya terlebih dahulu.
Cara memperbaikinya:
Segera akui kesalahan Anda pada si boss. Upayakan untuk menyusun kembali dokumen atau mengembalikannya ke keadaan semula. Adalah tak lazim bila hanya ada satu orang yang menyimpan salinan dokumen penting. Dan bila anda mau bersusah payah sedikit untuk lembur demi mendapatkan kembali data yang hilang, apa salahnya? Mudah-mudahan rasa percaya diri dan citra anda sebagai seorang pekerja professional juga akan segera pulih.
8- Ceroboh dalam urusan detail.
Skenarionya: Anda tidak membaca dengan cermat sebuah dokumen, surat atau kontrak sebelum menandatanganinya. Akibatnya terjadi miskalkulasi dalam biaya dan keteledoran ini mengancam kelangsungan proyek serta kelancaran operasional perusahaan.
Cara menebusnya:
Segera ambil tindakan dan tunjukkan niatan anda untuk bertangung jawab. Bila kekeliruan yang Anda buat menyangkut aspek hukum, jangan menunda untuk menemui bagian legal perusahaan. Mencoba memperbaiki situasi tanpa menyertakan nasihat ahli, bisa berakibat fatal pada karir Anda. Pada kesalahan perhitungan biaya, bersikaplah pro-aktif dengan mengumpulkan tim Anda untuk merumuskan sebuah strategi yang ampuh untuk menekan pengeluaran atau formulasikan cara untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas kantor, data dan SDM yang ada.
9- Kurangnya persiapan
Skenarionya: Anda tidak melakukan persiapan untuk sebuah rapat dan di saat forum berlangsung, Anda kelabakan karena tidak sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh rekan kerja dan klien Anda. Ketika dimintai pendapatpun, Anda tak mampu memberikan jawaban yang memuaskan karena memang tidak melakukan riset sebelumnya.
Cara menebusnya :
Tidak seperti pada situasi lainnya, dalam kasus ini, kerahkan kemampuan untuk improvisasi akting. Gunakan kalimat-kalimat seperti , “ Itu adalah sebuah pertanyaan yang sangat bagus… Coba beri saya waktu untuk mengkonfirmasi ulang hal tersebut , nanti saya hubungi Anda kembali dengan hasilnya. “ Dengan begini Anda masih bisa menyelamatkan muka sekaligus mengulur waktu. Bila startegi ini tidak memungkinkan , mintalah maaf tanpa mengajukan berbagai macam alasan. Tawarkan untuk menyampaikan info tambahan terebut dalam bentuk e-mail, telephone, memo atau tatap muka langsung dalam forum meeting yang dijadwal ulang.
Aplikasikan Prinsip ‘The Golden Rules'
Apapun bentuk masalahnya, begitu Anda membuat kesalahan, akui kekeliruan tersebut dengan konsekuen dan jadilah orang yang bertanggung jawab.
Terapkan ‘The Golden Rules’ dalam upaya penanggulangannya: Segera ambil tindakan , siapkan respon yang layak dan hindari menimpakan kesalahan pada pihak lain. Idealnya, setiap pihak mampu mengantisipasi dan menekan habis kemungkinan terjadinya kesalahan, namun bila harus terjadi juga, tanggapan yang cepat, layak dan dipersiapkan dengan matang, akan mampu merubah keadaan. ***
--------------------------------------------------------
source: artikel Republika
(jobsdb)
=================================================
Online Culinary School
The online era has finally arrived. People don't have the time to even go shopping - they buy things online - from pen to the clothes they wear. You know what, I have a few friends who bought their home online. Surprising!!! Education isn't spared either. This is the reason why universities started teaching online. Culinary education is no exception. Today online culinary school are many. So if you do not have time and are willing to study culinary online - you can enroll in a online culinary school.
You must be wondering how on earth you will learn culinary online? You concerns are right - hHow do you learn culinary online when you need a physical instructor to teach you?
I will try to answer a few of your concerns in this article.
There are online culinary schools - but one thing is for sure - you must try to study culinary in a regular school rather than enrolling yourself in a distance/online culinary school.
What you get in an online culinary school:
You get to know about some great recipes, learn hotel management and you will be given access to a secured online site where you can actually log-on to chat with professors and know more about the industry. What you will not get in an online culinary school is physical presence of professors while delivering lectures, interesting inquisitive students, a top class library and a great atmosphere to learn culinary. To top it all you have a campus interview at the end of your graduation.
So, which one do you prefer?
Being a culinary artist myself I believe you are better off joining a culinary school as a regular student rather than studying culinary from an online school. Take a better decision.***
---------------------------------------------------------
by Dilip Shaw
Tak ada manusia yang luput dari kekeliruan ataupun kekurangan, termasuk dalam kapasitasnya sebagai professional. Namun jangan biarkan error yang terjadi sepanjang perjalanan karir itu, berkembang menjadi kerusakan yang sifatnya permanen. Kuncinya terletak pada bagaimana cara Anda merespon sebuah permasalahan, serta keahlian dalam melakukan damage-control.
Sebelumnya, ada baiknya kita cermati terlebih dahulu kondisi yang dapat dikategorikan sebagai 9 ‘dosa besar’ dalam dunia professional :
1- Janji-janji Surga [Overpromising]
Skenarionya: Anda kebanyakan menebar janji, tapi ternyata banyak tenggat waktu yang tak terpenuhi. Belum lagi rekan-rekan kerja ikutan jengkel karena Anda nekat membuat komitmen yang melibatkan divisi lain tanpa berkoordinasi sebelumnya, ini membuat tim atau rekan-rekan kerja anda itu terlihat tidak kompeten. Sang klienpun marah besar.
Cara ‘menebus’nya:
Sebelum Anda kembali berhadapan dengan klien atau atasan, cermati dulu kondisi yang ada, lihat separah apa keadaannya. Pastikan klien mendengar penjelasan langsung dari Anda dan bukan dari pihak lain. Berani bertanggung jawab dan hindari sikap defensif dengan tetap fokus pada upaya-upaya pemulihan keadaan hingga semua dapat dikembalikan ke jalur yang benar. Ajukan tenggat waktu yang lebih masuk akal, namun jangan lupa tambahkan beberapa value-added benefit untuk mengobati kekecewaan klien. Tak ada salahnya Anda libatkan mereka dalam mencari solusi yang dibutuhkan. Dengan demikan Anda sudah melakukan langkah-langkah penyelamatan relasi bisnis yang telah susah payah anda bangun selama ini.
2- Menjelek-jelekkan atasan
Skenarionya: Ini semua gara-gara Anda menjelek-jelekkan si Boss, tertangkap basah pula! Entah karena atasan Anda itu kebetulan mendengarnya sendiri terlontar dari mulut anda ketika sedang makan siang di kafetaria, atau tanpa sengaja Anda menekan tombol ‘Reply All’ di saat sedang asik menggosip lewat e-mail dengan teman dekat di kantor. Dalam kasus yang lebih ekstrim, Anda salah bicara ketika tengah diwawancara di sebuah media dan pernyataan Anda dipandang berimbas negatif pada citra perusahaan.
Cara menebusnya:
Ajukan permintaan maaf. Dengan menunjukkan sikap konsekuen dan berani mengakui kesalahan tanpa mengarang-ngarang alasan, Anda membuktikan bahwa Anda adalah pribadi yang punya integritas. Bila pihak media sudah terlibat terlalu jauh di dalamnya atau tingkat kesalahannya sudah teramat parah, sebaiknya ajukan surat permohonan pengunduran diri sebelum Anda ‘dirumahkan’.
3- Melanggar klausa kerahasiaan
Skenarionya: Anda menggunakan posisi dan wewenang yang Anda miliki untuk menuai keuntungan pribadi, terlibat kasus ‘insider trading’ misalnya atau menyebarluaskan informasi yang tanpa sengaja Anda baca di dalam sebuah lembaran faksimili atau memo kantor, pada pihak luar. Bisa jadi juga anda termakan pancingan wartawan yang dengan cerdik berhasil mengorek informasi mengenai produk baru perusahaan yang sebenarnya masih bersifat top-secret.
Cara menebusnya:
Jangan tutup-tutupi, karena hanya akan memperburuk keadaan. Hindari melemparkan kesalahan pada pihak ketiga karena ini hanya membuat Anda terlihat sebagai pribadi lemah yang tak dapat dipercaya. Akui kesalahan atau segera minta masukan dari konsultan hukum. Pastikan anda benar-benar jujur dalam mengungkapkan fakta dan percayakan sepenuhnya keputusan strategi apa yang sebaiknya diterapkan dalam menghadapi situasi yang tengah berkembang.
4- Konfrontasi di depan Umum
Skenarionya: Anda terperangkap dalam sebuah argumentasi sengit dengan seorang rekan kerja, berteriak dengan suara lantang di depan umum karena tak kuasa lagi menahan luapan emosi dan berbagai cacian dan sumpah serapahpun terlontar tanpa bisa di-rem. Meskipun kemarahan anda itu sangat beralasan, perilaku tersebut tetap dianggap tidak layak dan melanggar batasan-batasan etika yang ada.
Cara menebusnya:
Mintalah maaf pada rekan kerja atau kolega lain, atau bahkan si boss yang kebetulan berada di sekitar Anda ketika pertengkaran itu meletus. Pastikan Anda membendung baik-baik sisa kemarahan,dukung dengan bahasa tubuh, nada suara maupun ekspresi wajah yang menunjukkan penyesalan. Tak perlu memberikan penjelasan mengenai apa yang baru saja terjadi atau mencoba mencari dukungan. Yang perlu Anda lakukan adalah mencoba menunjukkan bahwa Anda sadar cara Anda menyelesaikan sebuah konflik pribadi tidak dapat dikatakan professional. Anda akan terlihat sebagai sosok yang bijak, dan bukan orang yang mudah lepas kendali.
5- Tipu Muslihat
Skenarionya: Anda kepergok tengah mengurusi masalah pribadi pada jam kerja, dengan menggunakan fasilitas kantor seperti telepon atau faksimili untuk proyek ‘ekstra-kurikuler’ Anda tersebut. Tanpa perasaan bersalah pula! Atau klaim reimbursement anda kebanyakan fiktif dan bagian keuangan mempertanyakan selisih yang begitu besar.
Cara menebusnya :
Ajukan tawaran untuk ganti rugi. Tebus kekurangan waktu yang anda gunakan untuk kepentingan pribadi tadi dan tutup selisih biaya yang anda ajukan. Hindari komentar-komentar seperti “Tapi yang lain biasanya juga begitu kan… “, karena yang tengah disorot adalah kelakuan Anda, kesalahan penilaian yang Anda buat , dan sikap Anda dalam mengatasinya. Maka tunjukkan bahwa Anda menyesal dan akuilah kesalahan dengan sportif.
6- Perilaku Tidak Mengenakkan
Skenarionya: Anda telah melanggar batas kesopanan dengan seorang karyawan karena telah melontarkan senda gurau dengan konotasi seksual atau berbau SARA. Atau anda dituduh telah melakukan tindak pelecehan seksual , diskriminasi dan merusak kenyamanan lingkungan kerja. Padahal di dalam hati, Anda tidak merasa telah melakukan sesuatu yang salah.
Cara menebusnya :
Minta maaflah atas senda gurau Anda yang tidak pada tempatnya. Namun hati-hati dalam mengemas ungkapan permintaan maaf tersebut karena dapat dengan mudah disalahartikan sebagai pengakuan salah. Bila kasusnya ternyata sampai di pengadilan, kata-kata tersebut dapat digunakan untuk menyudutkan posisi Anda. Upayakan sebuah koreksi ya ng mampu mencegah kondisi menjadi berlarut-larut hingga berpotensi menimbulkan efek permanen yang membahayakan kelangsungan karir Anda.
7- Kehilangan data /informasi penting
Skenarionya: Anda kehilangan sebuah dokumen yang bersifat rahasia, atau lebih buruk lagi, tas kerja, PDA atau laptop Anda dicuri orang. Atau mungkin tanpa sengaja Anda telah menghapus sebuah informasi penting, back up database atau sembarangan menaruh kertas berisi data-data bersifat sensitif ke dalam keranjang kertas daur ulang tanpa berusaha memusnahkannya terlebih dahulu.
Cara memperbaikinya:
Segera akui kesalahan Anda pada si boss. Upayakan untuk menyusun kembali dokumen atau mengembalikannya ke keadaan semula. Adalah tak lazim bila hanya ada satu orang yang menyimpan salinan dokumen penting. Dan bila anda mau bersusah payah sedikit untuk lembur demi mendapatkan kembali data yang hilang, apa salahnya? Mudah-mudahan rasa percaya diri dan citra anda sebagai seorang pekerja professional juga akan segera pulih.
8- Ceroboh dalam urusan detail.
Skenarionya: Anda tidak membaca dengan cermat sebuah dokumen, surat atau kontrak sebelum menandatanganinya. Akibatnya terjadi miskalkulasi dalam biaya dan keteledoran ini mengancam kelangsungan proyek serta kelancaran operasional perusahaan.
Cara menebusnya:
Segera ambil tindakan dan tunjukkan niatan anda untuk bertangung jawab. Bila kekeliruan yang Anda buat menyangkut aspek hukum, jangan menunda untuk menemui bagian legal perusahaan. Mencoba memperbaiki situasi tanpa menyertakan nasihat ahli, bisa berakibat fatal pada karir Anda. Pada kesalahan perhitungan biaya, bersikaplah pro-aktif dengan mengumpulkan tim Anda untuk merumuskan sebuah strategi yang ampuh untuk menekan pengeluaran atau formulasikan cara untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas kantor, data dan SDM yang ada.
9- Kurangnya persiapan
Skenarionya: Anda tidak melakukan persiapan untuk sebuah rapat dan di saat forum berlangsung, Anda kelabakan karena tidak sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh rekan kerja dan klien Anda. Ketika dimintai pendapatpun, Anda tak mampu memberikan jawaban yang memuaskan karena memang tidak melakukan riset sebelumnya.
Cara menebusnya :
Tidak seperti pada situasi lainnya, dalam kasus ini, kerahkan kemampuan untuk improvisasi akting. Gunakan kalimat-kalimat seperti , “ Itu adalah sebuah pertanyaan yang sangat bagus… Coba beri saya waktu untuk mengkonfirmasi ulang hal tersebut , nanti saya hubungi Anda kembali dengan hasilnya. “ Dengan begini Anda masih bisa menyelamatkan muka sekaligus mengulur waktu. Bila startegi ini tidak memungkinkan , mintalah maaf tanpa mengajukan berbagai macam alasan. Tawarkan untuk menyampaikan info tambahan terebut dalam bentuk e-mail, telephone, memo atau tatap muka langsung dalam forum meeting yang dijadwal ulang.
Aplikasikan Prinsip ‘The Golden Rules'
Apapun bentuk masalahnya, begitu Anda membuat kesalahan, akui kekeliruan tersebut dengan konsekuen dan jadilah orang yang bertanggung jawab.
Terapkan ‘The Golden Rules’ dalam upaya penanggulangannya: Segera ambil tindakan , siapkan respon yang layak dan hindari menimpakan kesalahan pada pihak lain. Idealnya, setiap pihak mampu mengantisipasi dan menekan habis kemungkinan terjadinya kesalahan, namun bila harus terjadi juga, tanggapan yang cepat, layak dan dipersiapkan dengan matang, akan mampu merubah keadaan. ***
--------------------------------------------------------
source: artikel Republika
(jobsdb)
=================================================
Online Culinary School
The online era has finally arrived. People don't have the time to even go shopping - they buy things online - from pen to the clothes they wear. You know what, I have a few friends who bought their home online. Surprising!!! Education isn't spared either. This is the reason why universities started teaching online. Culinary education is no exception. Today online culinary school are many. So if you do not have time and are willing to study culinary online - you can enroll in a online culinary school.
You must be wondering how on earth you will learn culinary online? You concerns are right - hHow do you learn culinary online when you need a physical instructor to teach you?
I will try to answer a few of your concerns in this article.
There are online culinary schools - but one thing is for sure - you must try to study culinary in a regular school rather than enrolling yourself in a distance/online culinary school.
What you get in an online culinary school:
You get to know about some great recipes, learn hotel management and you will be given access to a secured online site where you can actually log-on to chat with professors and know more about the industry. What you will not get in an online culinary school is physical presence of professors while delivering lectures, interesting inquisitive students, a top class library and a great atmosphere to learn culinary. To top it all you have a campus interview at the end of your graduation.
So, which one do you prefer?
Being a culinary artist myself I believe you are better off joining a culinary school as a regular student rather than studying culinary from an online school. Take a better decision.***
---------------------------------------------------------
by Dilip Shaw
Jangan Lupa Share Artikel Ini Ya...?
Bagikan artikel ini ke temanmu melalui "SosMed" kamu di bawah ini:
Bagikan artikel ini ke temanmu melalui "SosMed" kamu di bawah ini:
Comments :
0 komentar to “Memulihkan Reputasi Setelah Membuat Kesalahan Fatal”
Post a Comment
>>
Setiap komentar yang Anda berikan sangat kami hargai. Terlebih komentar yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi pembaca yang lain. Setiap komentar yang masuk akan kami lihat terlebih dahulu sebelum ditayangkan untuk menjaga komentar yang bersifat SPAM, cabul, promosi link / produk atau segala hal yang bersifat fitnah dan tidak sesuai dengan misi situs ini.
Silahkan tulis komentar Anda pada kolom di bawah ini.
Panjang komentar tidak dibatasi. Komentar bisa berisi pendapat, pengalaman pribadi, opini publik dan sebagainya.
Terima kasih sebelumnya atas komentar yang Anda berikan. :)
.