Sudahkah Anda daftarkan blog Anda ke Blog Directory?
.

Belajar Mandiri di Mandiga

Belajar Mandiri di Mandiga
Bel berbunyi. Anak-anak keluar kelas, langsung menuju dapur. Mereka mengambil baki berisi kotak bekal masing-masing, meletakkannya di meja yang berada di teras dalam. Setelah bergantian mencuci tangan, mereka kembali ke meja, menuangkan air ke gelas masing-masing.

Tanpa banyak polah, anak-anak itu menuangkan makanan dari kotak bekal. Menyendok makanan masing-masing dengan bantuan garpu di tangan kiri. Dengan terampilnya anak-anak itu menghabiskan bekalnya menggunakan sendok dan garpu. Itu bukan pemandangan di sebuah asrama. Tapi, anak-anak di Mandiga, sekolah autis di Jakarta Selatan. ''Anak-anak itu memang dilatih agar bisa seperti orang-orang pada umumnya,'' kata Dyah Puspita, pendiri sekaligus perumus kurikulum Mandiga.

Memberi kesempatan Mandiga didirikan pada Februari 2000 oleh dua orang psikolog, Dyah dan Adriana Ginanjar. Anak-anak autis yang bersekolah di sini adalah yang tidak bisa masuk ke sekolah umum. Misalnya, mereka mengalami kesulitan bicara dan bersosialisasi yang lumayan berat sehingga tak bisa mengikuti pelajaran di sekolah umum.

Mandiga sengaja menggunakan rumah, bukan ruko, sebagai tempat pendidikan. Bentuk dan suasana rumah, jelas tamatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini, membuat anak merasa santai. Sebab, rumah seperti tempat sehari-hari yang mereka hadapi. Sekolah yang berlokasi di Jalan Mulawarman No 3, Jakarta Selatan, ini cukup luas. Tak terlalu banyak permainan di sana. Ada trampolin dan ayunan di halamannya. Di dalam gedung terasa lapang dengan rak tas sekolah di ruangan depannya.

Selain ruang-ruang kelas, ada kamar mandi yang cukup luas. Di sana anak-anak belajar mencuci muka, menggosok gigi di depan cermin. Sebuah kamar berisi tempat tidur dan lemari pakaian tempat anak-anak belajar merapikan tempat tidur dan memasukkan pakaian ke dalam lemari. Ada juga 'ruang tenang'. Apa itu? Sebuah ruangan berukuran 2 x 3 m yang hanya berisi sebuah bantal. Ruangan ini tempat anak mengekspresikan kemarahannya tanpa mengganggu orang lain. ''Dia boleh teriak-teriak, memukul bantal semaunya,'' kata Ita.

Anak-anak yang akan mengekspresikan kemarahannya langsung masuk ke dalam ruang tenang. Bila sudah selesai, ia akan keluar sendiri. Uniknya, bila ada anak yang ingin mengekspresikan kemarahannya sementara ruang tenang masih terisi, maka ia akan memilih tempat lain tanpa mengganggu orang lain. ''Saat itu, tidak ada orang yang mengganggu atau memarahinya,'' ujar Ita.

Mandiga tak mematok biaya tinggi untuk layanan pendidikannya. Dengan uang pangkal Rp 2,5 juta dan uang bulanan Rp 900 ribu, anak-anak sudah bisa belajar di sini. Mereka belajar dari pukul 08.00 hingga 12.00. Ita mengakui, alat-alat yang dimiliki sekolahnya tidak termasuk banyak. ''Bukan alat-alat yang mengatur kita, tapi apa saja yang bisa dilakukan dengan alat A, B, C itu,'' katanya mengibaratkan. Mengajar mandiri Bagaimana kurikulum di Mandiga? Ita mengaku harus banyak membuka buku dalam hal ini. Ia mempelajari kurikulum pendidikan bagi anak autis di AS dan mengadopsinya, menyesuaikan dengan budaya Indonesia. Lalu, ia menyerap pelajaran di SD. ''Untuk anak-anak ini, tak perlulah tahu perbedaan kota dan kabupaten,'' ujarnya mencontohkan.

Untuk pelajaran akademis di Mandiga, anak-anak belajar membaca, menulis, dan berhitung. Menulis yang diajarkan tak seperti pada anak sekolah umum. Tetapi, yang langsung berguna bagi si anak. Misalnya, menulis nama, alamat, nomor telepon, menerima pesan di telepon. ''Pokoknya, yang berguna untuk sehari-hari,'' kata Ita. Program yang tak kalah pentingnya adalah belajar keterampilan tangan. ''Supaya bisa mandiri kerja sesuai bidang masing-masing,'' kata Ita yang kebetulan juga dikaruniai seorang anak autis ini.

Keterampilan menggunakan tangan itu mulai dari prakarya, komputer, membungkus kado, membuat kalung. ''Pokoknya menjadikan sesuatu,'' tambahnya. Kemandirian pribadi juga menjadi perhatian utama para pendidik di Mandiga. Anak-anak diajar mencuci piring, mengepel, mencuci baju.

Satu hal yang kadang terlupakan, anak-anak juga diajar cara menggunakan waktu luang. ''Anak-anak autis tidak tahu menggunakan waktu luangnya,'' tutur Ita. Karena itu, mereka juga diajari bermain kuartet, domino, dan percobaan ilmiah ringan yang akan berguna untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya, air panas bisa didinginkan bila ditambah dengan air dingin, ada benda tenggelam dan terapung. Satu bulan sekali anak-anak diajak jalan-jalan keluar. Terkadang ke Senayan atau ke supermarket. Ini termasuk bagian dari pelajaran cara bersikap di depan umum. ''Misalnya, kalau capek ya duduk, tidak teriak-teriak,'' ujar Ita, mencontohkan.

Secara keseluruhan, anak-anak diajari memecahkan masalahnya sendiri dan mengerti konsekuensi perilaku apa pun bentuknya. Misalnya, bila mengompol, anak harus mengambil kain pel dan membersihkannya sendiri. Jika membuat berantakan mainan, harus merapikannya. ''Semua itu diajarkan tanpa marah-marah,'' jelas Ita, ''Dan, anak-anak itu bisa diajar dengan baik-baik.'' Anak kelas A, anak-anak yang sudah belajar selama empat tahun, sudah bisa membaca, menulis, berhitung sederhana. Mereka bisa menggunakan kalkulator dan mengetik di komputer. Jangan heran. Meski ada yang sulit berbicara, tapi bisa membaca dan memahami cerita. Ia juga bisa mengungkapkan pikirannya dengan tulisan lewat kalimat yang sederhana.

''Yang diberikan di sini adalah kesempatan,'' kata Ita tentang sekolah yang dipimpinnya. Untuk menghadapi belasan murid itu, Mandiga digerakkan oleh tiga belas orang guru. Mereka berasal dari sarjana S1 dari berbagai latar belakang, mulai dari tamatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, IPB, hingga ITB.

Hingga kini ada empat kelas, masing-masing berisi tiga hingga lima orang anak yang ditangani satu atau dua orang guru. Total murid sebanyak 13 orang. ''Yang masuk waiting list sudah banyak, tapi daya tampung di sini memang terbatas,'' kata Ita. Mandiga tak hanya menyediakan fasilitas sekolah bagi anak autis. Ada juga fasilitas psikotes dan terapi bagi anak-anak yang tidak bersekolah di sini. ***

-------------------------------------------------------
source: artikel Republika
( poy )


=============================

Interviews

- Preparing for Interview You have made a successful application and now you are rewarded by getting an interview. It would be a shame to blow it all by failing to take the same care and attention at the interview. It's true to say that the vast majority of interviewers are not trained and make many mistakes themselves, but that is not a reason to make them yourself.

Lets have a look at common mistakes so that you can avoid them.

- Arriving late. - Being dressed incorrectly. - Taking unnecessary hand luggage with you. - Poor greeting. - Poor body language/Nervous mannerisms

* Arriving Late You should aim to arrive 10 - 20 minutes early for your interview. Depending on the size of the building you may find that locating the interview are is not a simple task and you should ensure that you have enough time in hand to avoid a late arrival.

If the company is in a location that you are not familiar with you would take time to plan your route and allow for unexpected delays, so why should you act differently just because the interview is somewhere you know? Some of the external events that may make you late are; late public transport, unable to locate parking space, no change for a pay and display car park, unable to locate building.

All of these are genuine reasons to be late, but at the end of the day, they are all avoidable.

Take time to find out about the location of the building and local parking, if the company is a large phoning them will result in you getting the switch board, these people know the area, there is nothing wrong with asking them for advice about local parking. If the company is a one man band then use your initiative, check maps, local tourist information offices etc.

* Looking Good Most people are unsure how to dress for an interview. Lets face it, if you are going for an interview to be a garage mechanic then a suit probably isn't suitable, but how do you know what to wear?

As a rule of thumb, think about what you would wear if you were working there already, no smarten up a bit. If you would normally wear trousers/skirt and a shirt/blouse then by adding a jacket and tie you have smartened up.

If you would normally wear jeans and a T-shirt or polo shirt then you should wear trousers and a shirt and tie, no need for a jacket. Dressing down at the interview is easier than going home to get changed. That is to say that if you get to the interview and you are wearing a jacket but non of the interviews is wearing one and you feel uncomfortable, then as you take a seat as if you can remove your jacket.

I'm sure you get the idea.

* Luggage Taking unnecessary hand luggage with you. Some people take a brief case to interview.

Why?
It may be an idea to take a copy of your resume with you along with the letter inviting you to interview. If you applied by application form and you followed my guide to application forms then you might want to take your draft copy of the form. Take these in an A4 envelope or in an A4 folder.

Why take them? Because if this is a small or badly organised company they may have mislaid them, being able to offer a copy will allow them to get the most out of the interview and for you to look professional in your approach.

This is only a suggestion and will not usually be required, so why take anything?
You will have to decide, if you are going to take anything in to the interview, but as you can see from the examples above, there is little point in taking anything. As someone trained in interview technique I can tell you that it is noticeable when a potential employee arrives with a brief case and never has to open it in an interview. In fact it has been suggested that there are sandwiches and a flask in there in case the applicant got stuck in a lift!

* Avoid a poor greeting. This is a big subject and related to Body Language (details below).

When you greet someone you should ensure that you do the following things:

1) Look the person in the eye.
2) Smile at them.
3) Shake their hand.
4) Make sure you introduce yourself and remember the name they provide you with in return.
5) When you are offered a seat, if possible let your interviewer take their seat first.

* Poor Body Language/Nervous Mannerisms. Body Language is a big subject but it is worth reading about. I can't cover the subject here but visit http://911resume.com and have a look at our current recommendations.

* Focus The rest of the interview is a case of presenting a positive image of yourself and everything you have done in your working life.

Avoid speaking in a negative way about previous employers to your prospective new employers. After all, if you speak negatively of one employer what is going through the mind of your possible new employer? An interview should be a friendly conversation about work experience, a poor interviewer will sometimes believe that showing you around is an interview, it's not. If you are faced with this sort of interview, take the opportunity to point out your familiarity with the environment by relating it to your past work experience.

For example, if you are shown a piece of software that this company uses and your previous company used a similar but not identical package, then you should discuss it briefly and explain how familiar you are with this sort of software.

* Closing the deal At the end of the interview, take time to thank the interviewer for their time, tell them how interested you are in their company and tell them you will look forward to hearing from them.

Again, keep eye contact and smile, while you are doing this, shake hands and leave. Remember that until you are out of sight of the building you could be watched and therefore you are under scrutiny.
Good luck, I'm sure that the job is yours already, the company just doesn't know it yet! ***

------------------------------------------------
by Stephen Richards
About the author: Leaving the Royal Air Force, Steve worked for a Charity helping the unemployed to find work. Within a few months the two programs he ran were top of the counties league table. Head hunted, Steve lead 7 similar programs, within 6 months they were all in the top 10 - including the number one spot. http://www.911resume.com


==============================

Direct sales & marketing trainings - a good start for your

If you are dreaming to start career in sales & direct marketing or looking for a new job you should take advantage of 'learn and earn' on-going trainings to enhance your career.

Who needs training?
All trainings have different content and methodology but all of them are aimed to learn you sell. You must select a specific training basing on your present skills, knowledge, experience, and abilities. If you are new to direct sales and marketing business area and have none or small relevant experience trainings can help you to better understand essence of working skills and get necessary practice in conditions the closest to real sales.

If you have already worked in sales but need to expand your skills and expertise trainings also can help you and here the main thing is to analyze your abilities and decide what exactly you need to learn and improve. Professional trainers can help you with this guiding you and setting goals you need to reach.

Which trainin to select?
Trainings can be given by organizations that only prepare people for further searching for work or by companies, which are interested in hiring people who are successful in the training and have visible potential to give to the company. So when you decide to take training by an operating sales & marketing company you should try to know as more about the company as possible and decide if you want to work there after training.

For your better understanding what the trainings are let's view program of trainings, which are given by Crystal Power - one of the UK's leading direct sales & marketing companies that works in close partnership with some of the most prominent international brand names.

How to start
How to take part in the trainings? You can apply online at the web site and submit online application form with your details at http://www.crystalpower.co.uk/application.php If you're successful in your application you will initially undertake two demanding days of intensive training.

Day 1st
On the first day you'll learn about what will be expected of you in your new role and being educated about the products and services the company has to offer. You will know the secret of the company's success - why they offer these products to the general public. They are only interested in saving people money and selling things that help reduce people's outgoings. You will also be instructed about the company administration procedures and learn about the importance of good customer relations.

Day 2nd
The fun starts on the second day and gets even more interesting has they train you how to sell. You will receive intensive training by some of the best trainers in the UK on how to do your job 100% professionally and how to become the best in your field. These are a very eventful and demanding two days, which will kick-start your career and give you all the tools you will need to make yourself a real success. You will start to appreciate why the company is unique, why you are privileged to part of the team and how the door has been opened to the potential of you becoming a super high earner.

What's then?
The training won't stop there! Throughout your career with the company you will receive the ongoing training that will only enhance your income and job satisfaction. And the most important bit is you'll receive all of this training and benefits whilst still having the opportunity to earn a really high income. ***

----------------------------------------------
by Sean Henderson
About the author: Sean Henderson Managing Director
Crystal Power - Direct Sales & Marketing trainings and job
Join us by applying through online application form at our web site http://www.crystalpower.co.uk or call us 08700 427 437 for more information



Jangan Lupa Share Artikel Ini Ya...?
Bagikan artikel ini ke temanmu melalui "SosMed" kamu di bawah ini:


Comments :

0 komentar to “Belajar Mandiri di Mandiga”

Post a Comment

>>
Setiap komentar yang Anda berikan sangat kami hargai. Terlebih komentar yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi pembaca yang lain. Setiap komentar yang masuk akan kami lihat terlebih dahulu sebelum ditayangkan untuk menjaga komentar yang bersifat SPAM, cabul, promosi link / produk atau segala hal yang bersifat fitnah dan tidak sesuai dengan misi situs ini.

Silahkan tulis komentar Anda pada kolom di bawah ini.
Panjang komentar tidak dibatasi. Komentar bisa berisi pendapat, pengalaman pribadi, opini publik dan sebagainya.

Terima kasih sebelumnya atas komentar yang Anda berikan. :)
.

New Expert Authors

# dr. R. Agusti Sp.PD-KGEH
Seorang dokter spesialis Gastroenterologi-Hepatologi pada beberapa Rumah Sakit swasta di Tangerang. Pembicara di berbagai seminar, terutama pada masalah penyakit Gastroenterologi-Hepatologi.

# Johan Suhardi
Anggota Kadin dan juga seorang Pembicara Motivasi. Suka menulis dan memegang beberapa perusahaan Consumer Goods di Batam dan Jakarta.

# M. Supriyadi, SE
Accounting Manager PT. Samudra Berdikari Jaya, Jakarta. Menulis beberapa artikel di beberapa surat kabar Ibu kota. Tergabung dalam klub kesehatan Sehati Club Tanggerang.

# Drs. Julian M. Toha
Pengamat Politik Timur Tengah. Mengisi siaran pada salah satu radio swasta di Surabaya. Penulis Buku "Dari Gaza, Sebuah Suara Pilu" ini hobi bonsai dan koleksi jam kuno.

# Ir. Wijayanto Dahlan
Chief Engineer pada PT. Perkasa Dean Steel, Batam. Lulusan ITB ini juga aktif di Club Paralayang dan memiliki hobi memancing. Pernah diundang menjadi pembicara di beberapa seminar di Singapore.

# Jumadi Suryo
Seorang Internet Marketer dan SEO. Memiliki Blog yang pernah direlease di majalah The Comp, Canada. Sekarang staff pengajar di beberapa lembaga kursus Internasional di Jakarta.

# Timya Gayatri, SH.
Seorang pengacara perempuan dan pengamat hukum Internasional. Menulis banyak artikel di beberapa majalah hukum luar negeri. Sekarang sebagai "dosen terbang" di salah satu Perguruan Tinggi di Australia.

# Robert Jayadi
Seorang pengusaha bisnis waralaba. Terhimpun dalam organisasi Franchise Asia yang berpusat di Singapore. Menulis banyak artikel tentang dunia franchise dan permasalahannya. Seorang pengusaha sukses.

Anda Punya Blog...?

Pasang Logo IndexArticles.com di blog Anda. Silahkan klik tombol ''Highlight All'' dan copy-paste-kan code html di dalamnya di blog Anda.


Here's what the logo looks like:
 

Copyright © 2009 by: www.IndexArticles.com

Proudly Powered by: Blogger
Designed by blogtemplate4u.com | Blogspot Tutorial