Pilih SMA atau SMK?
Siswa SMK dipersiapkan untuk siap kerja setelah lulus sekolah. Niko, seorang siswa sekolah menengah, merasa lebih 'berguna' jika dia bersekolah di sekolah kejuruan. Menurutnya, dengan sekolah di sana dia bisa segera bekerja. Ia lantas memilih jurusan yang menurutnya lebih gampang untuk mencari lowongan kerja, yaitu Teknik Listrik dan Teknik Elektro. ''Kalau harus kuliah, mahal,'' ujar Niko yang akhirnya bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Yogyakarta, Fahriza, siswi kelas II Administrasi Perkantoran SMKN 25 Jakarta, juga melontarkan hal senada. Ia mengaku ingin lekas bekerja selepas lulus SMK.
''Meskipun nanti keinginan itu berubah, saya toh masih bisa ikut tes masuk ke perguruan tinggi,'' jelasnya. Pilihan Fahriza bisa jadi tak salah. Indah Ayu Purnamasari, lulusan SMKN 1 Bogor Jurusan Sekretaris pada 2004, kini sudah mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan swasta. Indah pun mengaku tidak sendirian. Umumnya teman seangkatannya juga sudah berpenghasilan sendiri. ''Rata-rata teman saya di SMK sudah bekerja,'' jelasnya.
Persoalan lapangan lowongan kerja di Indonesia memang menjadi salah satu faktor mengapa sebagian siswa memilih masuk ke SMK. Para siswa tersebut cenderung mencari sekolah yang bisa mempermudah untuk mencari lowongan pekerjaan. Ini juga dipengaruhi semakin tingginya biaya untuk melanjutkan kuliah. SMA dan SMK sebenarnya tidak bisa diperbandingkan begitu saja. Sebab, keduanya memiliki keunggulan dan kelebihan masing-masing. SMK selama ini dikenal memiliki keunggulan, yaitu siswanya bisa langsung bekerja tanpa harus melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal itu karena siswa SMK memang dipersiapkan untuk siap kerja setelah lulus sekolah.
''Selain dibekali pengetahuan sesuai dengan jurusan, siswa SMK melakukan lebih banyak praktik ketimbang siswa SMA. Otomatis pengetahuan siswa SMK mengenai lowongan pekerjaan lapangan lebih luas ketimbang siswa SMA,'' ujar Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional, Dr Joko Sutrisno.
Program pembelajaran di SMK, kata Joko, memang lebih menekankan pada pembekalan praktik jauh lebih banyak dibandingkan pembelajaran teori. Dengan program seperti ini, maka anak didik lebih terarah pada persiapan teknis menuju penguasaan teknologi terpakai di dalam kehidupan. ''Penguasaan teknologi inilah yang memungkinkan bagi anak didik untuk dapat mengembangkan diri secara maksimal,'' ujarnya.
Keterampilan modal utama
SMK melaksanakan proses pembelajaran dengan tiga aspek pembelajaran, yaitu aspek normatif, aspek adaptif, dan produktif yang secara jelas merupakan satu bentuk pertanggungjawaban sekolah terhadap upaya peningkatan kualitas anak didik. ''Anak didik telah mengikuti proses pembelajaran secara utuh dan tentu saja keterampilan merupakan modal paling utama bagi kehidupan masa depan mereka,'' jelas Joko.
Meski disiapkan untuk memasuki dunia kerja, kata Joko, bukan berarti bahwa lulusan SMK tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Pasalnya, dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB), siswa SMK dan SMA memiliki kesempatan sama. ''Hanya saja, dalam SPMB, siswa SMK harus memilih jurusan yang sesuai dengan jurusannya di SMK. Sedangkan, lulusan SMA dapat memilih jurusan di perguruan tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan mereka,'' jelasnya. Lebih jauh Joko menyatakan, dengan menekankan pada kompetensi, komunikasi, dan komputer, mutu SMK dapat ditingkatkan dan menjadi sekolah warga dunia. ''Kita harus meningkatkan mutu sumber daya manusia kita secara sistematis dan terukur, bila kita tidak mau tertinggal dengan negara-negara lain,'' tegasnya.
Tak hanya itu, kata Joko, pihaknya juga telah meluncurkan situs resmi Data Pokok SMK dengan alamat http://datapokok.ditpsmk.net. Situs ini dibangun dengan tujuan mempermudah stakeholder dan masyarakat yang berkepentingan untuk mengakses data SMK dari mana pun. ''Selain memberikan kemudahan dalam pencarian profil SMK yang diinginkan, tersedia fasilitas evaluasi data guna mengetahui status perolehan data per propinsi, per kabupaten/kota setiap tahun ajaran,'' jelasnya.
Kepala Subdinas Pendidikan Menengah Tinggi (Kasubdis Dikmenti) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar), Syarif Hidayat, menambahkan, tidak benar jika dibanding dengan SMA, maka SMK seolah menjadi nomor dua setelah SMA. Menurut dia, SMK ataupun SMA sama bahkan SMK pun tidak kalah kualitasnya dengan SMA. ''Kesan itu muncul dari kalangan masyarakat saja dan kita perlu menghilangkan kesan tersebut,'' ujarnya.
Untuk itu, Syarif mengungkapkan, pihaknya akan terus melakukan berbagai terobosan untuk memancing minat siswa agar bersekolah di SMK dan menjadikan SMK sebagai pilihan yang juga patut diperhitungkan. ''Sekarang kita pacu agar SMK menjadi nomor satu dan tidak kalah dari sekolah lain seperti SMA. Bahkan pemerintah saat ini terus mengembangkan supaya SMK dapat lebih banyak lagi,'' jelasnya. Upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan minat siswa, kata Syarif, adalah dengan dibebaskannya SMK membuka program kejuruan yang diperkirakan mampu meningkatkan minat siswa dan akan menyerap siswa lulusan SMP. ''Sekarang SMK boleh buka program kejuruan baru yang kiranya mampu menarik minat siswa,'' katanya.
Tetapi, menurut Syarif, kebebasan ini juga tidak dilakukan sembarangan. Sekolah terlebih dahulu melihat fasilitas yang ada dan tersedia. Peningkatan minat itu terutama untuk jurusan favorit, seperti teknik komputer, teknik otomotif, teknik elektronika, teknik listrik, dan teknik informatika. Hampir senada dengan Jawa Barat, Pemprov DKI Jakarta juga memfokuskan pendidikan dan pelatihan di SMK. Kebijakan ini untuk menekan angka pengangguran. Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta, Margani M Mustar, mengatakan, sejumlah kebijakan akan dilakukan pada 2008 untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan lulusan SMK.
Kebijakan itu antara lain menambah jumlah SMK serta meningkatkan sarana belajar di sekolah kejuruan tersebut. ''Kebijakan ini dimaksudkan untuk memudahkan lulusan SMK mendapatkan lowongan pekerjaan sehingga otomatis mampu mengurangi jumlah pengangguran di Ibu Kota,'' ujarnya. Guna menyerap calon siswa untuk masuk di SMK, khususnya dari kalangan keluarga miskin (gakin), Margani menuturkan pihaknya memberikan beasiswa. Siswa penerima beasiswa didorong setiap tahun mengalami pertambahan. ''Pada 2007 penerima beasiswa dari komponen siswa SMK berjumlah 23 ribu siswa. Tahun ini akan kita tingkatkan jumlahnya,'' ujar Margani.
Selain di wilayah Jakarta yang komposisi gedung SMK dengan gedung SMA mencapai 60:40 persen, Dikmenti mendorong pembangunan gedung SMK akan terus ditambah. Persentase tersebut lebih tinggi dibanding yang sudah dilakukan Departemen Pendidikan Nasional.
Iming-iming Lowongan Kerja
Benarkah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat ini makin diminati para siswa? Jawabannya bisa jadi iya. Wakil Kepala SMK Negeri 2 Yogyakarta, Mulyono mengungkapkan, minat siswa masuk ke SMK memang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. ''Kami bahkan harus menetapkan kebijakan siswa yang tak naik ke kelas II harus keluar supaya tempatnya bisa terisi siswa baru,'' ujar Mulyono
SMKN 2 Yogyakarta memiliki 20 kelas untuk tiap jenjang sehingga total ada 60 kelas. Tiap kelas selalu penuh terisi 36 siswa. Beberapa siswa yang dikeluarkan karena tidak naik kelas, tak jarang juga kembali mendaftar ketika pendaftaran siswa baru kembali dibuka. Cepat mendapatkan lowongan pekerjaan menurut Kepala SMKN 1 Jakarta Djoko Prihanto, menjadi alasan utama minat para siswa masuk ke sebuah SMK. Ia mengaku, sebagian lulusan dari SMKN 1 memang mudah mendapatkan lowongan pekerjaan di perusahaan swasta. ''Bahkan banyak juga yang membuka usaha sendiri,'' ujarnya.
Djoko yang menambahkan SMKN 1 yang membuka lima jurusan, yakni otomotif, bangunan, listrik, mesin, dan komputer jaringan, beberapa kali didatangi perusahaan yang memesan calon karyawan ke sekolah. Namun, dia mengakui perusahaan yang semacam itu memang masih bisa dihitung dengan jari tangan. Djoko mengungkapkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dalam beberapa tahun belakangan ini lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang masuk SMK Negeri 1 ini terus menunjukkan peningkatan. ''Lumayan baik dari tahun ke tahun,'' cetusnya.
Sukmayati, Kepala SMKN 28 Jakarta yang memiliki dua jurusan, yakni perhotelan dan pekerja sosial, menambahkan, peningkatan jumlah peminat kadang membuat sejumlah calon siswa tidak tertampung karena keterbatasan tempat. ''Di jurusan perhotelan selalu lebih peminat, sehingga terpaksa ada yang ditolak,'' ungkapnya.
Jurusan perhotelan, menurut Sukmayati, memang lebih banyak diminati calon siswa. Dia memperkirakan tingginya peminat ke jurusan ini karena anak didik merasa lebih mudah mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Bahkan, biasanya mereka pun bisa memperoleh kesempatan magang bekerja di luar negeri. Peningkatan calon siswa yang masuk ke SMK dari tahun ke tahun belakangan ini juga dibenarkan oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Suyanto. Kecenderungan tersebut, menurut Suyanto, seiring dengan kebijakan pemerintah yang memfokuskan menambahan SMK pada jenjang pendidikan menengah atas. Suyanto menyebutkan sekitar 65 persen dari sekitar 3,1 juta siswa lulusan SMP tahun 2006 melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas, sebanyak 827 ribu anak atau 35 persen memilih masuk ke SMK.
Dengan perkiraan tingkat kenaikan siswa SMP yang melanjutkan pendidikan ke SMA sebesar dua persen pertahun, Suyanto memprediksi tahun 2008 lulusan SMP yang memilih masuk ke SMK mencapai lebih dari satu juta anak. ***
-------------------------------------------------------
source: artikel Republika
(eye )
===============================
"Giving Up" vs. "Failure" In Your Internet Marketing Career
I never really liked the word "failure". The word "failure".. plain and simple denotes failure. There is nothing that sounds nice about the word "failure". It is not an attractive word and when we hear it, there is not much we can say to refute its' implications. It is said that 95 percent of online internet businesses will fail. Ironically, I had heard this statistic after I purchased both of my home based businesses. It did not give me a very hopeful feeling to say the least, and I actually questioned what I had actually gotten myself into.
I always wondered if these statistics were cited to sell programs and products. Negative advertising does work, because people are actually driven by fear. These statistics can also be a catalyst for the online internet newbie to give up prematurely before actually giving his or her program a chance to be successful. Does "giving up" imply failure or does "giving up" have its' own meaning unto itself. "Giving up" is definitely related to failure in every sense of the word. I myself, however, would like to change the statistic above to this. " A large percentage of the 95 percent online internet marketing failure rate is a result of "giving up" prematurely, before giving their program a chance to work".
I truly believe that many of us would not give up so fast if we had program sponsors that actually tried to help us get started after they took are money with their "sincere" sales pitch. I have not had the greatest experience myself in this area myself, and I did struggle quite a bit at first. I truly believe in the idea of online business coaching to help the newbie internet marketer get started as it will stop these "failures" before it is too late.
Michelle Tukachinsky http://www.mtmarketing.biz http://www.moneyvideo.net http://www.keys-to-prosperity.com http://www.onlinebusinesscoach.org ***
---------------------------------------------------
by Michelle Tukachinsky
=============================
Feeling Like "Throwing In The Towel" In My Online Marketing Career
Usually I write an article when I have a strong need to express my thoughts and feelings. Today is actually one of those days. I am feeling a little bit burnt out today in this very competitive, challenging, but exciting business. This is actually a day that I feel like "throwing in the towel" and walking away from this business forever. I am tired of posting so many ads, answering emails, and deleting junk mail. I am tired of talking to tire kickers who really never had any intention of getting involved in a home based business. I am just plain tired. I have been in my online internet marketing business for approximately 6 weeks now. I call myself an experienced newbie... since this is wnat I am.
My learning curve is very high and very strong because of the time I spent researching, reading, posting, and writing in my online business. I have learned so much... and yet so little in a short time. I say this because there is SO much to learn in online internet marketing. This may actually be part of the reason why I feel discouraged right now. There is so much information that we have to take in, process, and explore and there is just not enough time in the day to do all of these things. Now when I say I feel like "giving up" I do not mean that I "will give up".
I have to acknowledge these feelings strongly and take the feelings very seriously as well. My mind and body are telling me that I need to TAKE A BREAK! If I do not take a break I will become severely burnt out.. and may actually give this up for good. I do not want to do that because I have invested so much time, money, and creativity. I also actually enjoy this profession when I am not doing it ALL THE TIME. When I mention "ALL THE TIME" I actually mean that when I am not teaching piano (that is my day job) I am actually on the computer working in my online business.
I had written a previous article about my life getting out of balance since I began to work from home in this internet business. It is still out of balance and it does have to change. My eating habits have improved, however, my exercise program is just awful. If I could give any advice to any internet marketer (experienced or newbie) it would be to walk away and take a very long break. I am going away for two days tomorrow and I will not bring my computer. I will practice what I preach and I know that I will come back to my online business refreshed and ready to make some awesome money online! Michelle Tukachinsky http://www.mtmarketing.biz http://www.moneyvideo.net http://www.greatsalesjob.info ***
---------------------------------------------------------
by Michelle Tukachinsky
=================================
A Surprise Job Opportunity Resource for 2006!
Remember the old days when you turned to a temp agency as a last resort? Something to fill in your time while you explore other options. Or maybe desperation move to accept a lower level job to acquire much-needed cash. Well, times have changed. And you should count on temp agencies as a major stepping stone to permanent skilled and high level employment!
The trend toward skilled temporary labor is becoming more the rule than the exception. Always looking for ways to cut costs, economically-minded companies use temporary employment services to reduce the rising cost of supporting full-time salaries. Often, companies are outsourcing entire departments using temporary workers to contrl operating costs and accelerate their business on an as-needed basis. They're looking for highly trained and educated temporary personnel to replace full-time positions not essential to the basic operations of the company.
These days, the temporary employee needs to possess a multiplicity of talents that go way beyond typing and filing. For example, at the top of most priority lists are workers who are knowledgeable and literate in a variety of computer programs, notably Microsoft Office, to compete for standard positions. And temp opportunities frequently include management level positions.
What does this mean to you if you're in the job market? Three objectives come to mind.
1. Temp agencies afford you employment to keep a cash flow while you're exploring other full-time options.
2. But these jobs are also a great way of getting your foot in the door of organizations you'd love to go to work for.
3. From management's side, it gives the company an opportunity to observe your professionalism. These temporary situations frequently turn into job offers for full-time employment.
When you're job searching, it's extremely important to explore all your options. Because of the tremendous diversity of opportunities and corporate needs it's difficult to predict where the best job is lying in wait for you. Temporary agencies offer a quick and lucrative way to get your feet wet. They definitely belong in the list of job opportunity resources you want to explore. ***
----------------------------------------------------------------
by Paul Megan
About the author: Paul Megan writes for EEI, the world-class pioneer in alternative job search techniques and non-traditional career advancement strategies . . . since 1985. Grab our stunning FREE REPORT: "How To Lock Up A High-Paying Job In 14 Days (Or Less)!" Click on RSS. http://www.fastest-job-search.com
Siswa SMK dipersiapkan untuk siap kerja setelah lulus sekolah. Niko, seorang siswa sekolah menengah, merasa lebih 'berguna' jika dia bersekolah di sekolah kejuruan. Menurutnya, dengan sekolah di sana dia bisa segera bekerja. Ia lantas memilih jurusan yang menurutnya lebih gampang untuk mencari lowongan kerja, yaitu Teknik Listrik dan Teknik Elektro. ''Kalau harus kuliah, mahal,'' ujar Niko yang akhirnya bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Yogyakarta, Fahriza, siswi kelas II Administrasi Perkantoran SMKN 25 Jakarta, juga melontarkan hal senada. Ia mengaku ingin lekas bekerja selepas lulus SMK.
''Meskipun nanti keinginan itu berubah, saya toh masih bisa ikut tes masuk ke perguruan tinggi,'' jelasnya. Pilihan Fahriza bisa jadi tak salah. Indah Ayu Purnamasari, lulusan SMKN 1 Bogor Jurusan Sekretaris pada 2004, kini sudah mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan swasta. Indah pun mengaku tidak sendirian. Umumnya teman seangkatannya juga sudah berpenghasilan sendiri. ''Rata-rata teman saya di SMK sudah bekerja,'' jelasnya.
Persoalan lapangan lowongan kerja di Indonesia memang menjadi salah satu faktor mengapa sebagian siswa memilih masuk ke SMK. Para siswa tersebut cenderung mencari sekolah yang bisa mempermudah untuk mencari lowongan pekerjaan. Ini juga dipengaruhi semakin tingginya biaya untuk melanjutkan kuliah. SMA dan SMK sebenarnya tidak bisa diperbandingkan begitu saja. Sebab, keduanya memiliki keunggulan dan kelebihan masing-masing. SMK selama ini dikenal memiliki keunggulan, yaitu siswanya bisa langsung bekerja tanpa harus melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal itu karena siswa SMK memang dipersiapkan untuk siap kerja setelah lulus sekolah.
''Selain dibekali pengetahuan sesuai dengan jurusan, siswa SMK melakukan lebih banyak praktik ketimbang siswa SMA. Otomatis pengetahuan siswa SMK mengenai lowongan pekerjaan lapangan lebih luas ketimbang siswa SMA,'' ujar Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional, Dr Joko Sutrisno.
Program pembelajaran di SMK, kata Joko, memang lebih menekankan pada pembekalan praktik jauh lebih banyak dibandingkan pembelajaran teori. Dengan program seperti ini, maka anak didik lebih terarah pada persiapan teknis menuju penguasaan teknologi terpakai di dalam kehidupan. ''Penguasaan teknologi inilah yang memungkinkan bagi anak didik untuk dapat mengembangkan diri secara maksimal,'' ujarnya.
Keterampilan modal utama
SMK melaksanakan proses pembelajaran dengan tiga aspek pembelajaran, yaitu aspek normatif, aspek adaptif, dan produktif yang secara jelas merupakan satu bentuk pertanggungjawaban sekolah terhadap upaya peningkatan kualitas anak didik. ''Anak didik telah mengikuti proses pembelajaran secara utuh dan tentu saja keterampilan merupakan modal paling utama bagi kehidupan masa depan mereka,'' jelas Joko.
Meski disiapkan untuk memasuki dunia kerja, kata Joko, bukan berarti bahwa lulusan SMK tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Pasalnya, dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB), siswa SMK dan SMA memiliki kesempatan sama. ''Hanya saja, dalam SPMB, siswa SMK harus memilih jurusan yang sesuai dengan jurusannya di SMK. Sedangkan, lulusan SMA dapat memilih jurusan di perguruan tinggi sesuai dengan minat dan kemampuan mereka,'' jelasnya. Lebih jauh Joko menyatakan, dengan menekankan pada kompetensi, komunikasi, dan komputer, mutu SMK dapat ditingkatkan dan menjadi sekolah warga dunia. ''Kita harus meningkatkan mutu sumber daya manusia kita secara sistematis dan terukur, bila kita tidak mau tertinggal dengan negara-negara lain,'' tegasnya.
Tak hanya itu, kata Joko, pihaknya juga telah meluncurkan situs resmi Data Pokok SMK dengan alamat http://datapokok.ditpsmk.net. Situs ini dibangun dengan tujuan mempermudah stakeholder dan masyarakat yang berkepentingan untuk mengakses data SMK dari mana pun. ''Selain memberikan kemudahan dalam pencarian profil SMK yang diinginkan, tersedia fasilitas evaluasi data guna mengetahui status perolehan data per propinsi, per kabupaten/kota setiap tahun ajaran,'' jelasnya.
Kepala Subdinas Pendidikan Menengah Tinggi (Kasubdis Dikmenti) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar), Syarif Hidayat, menambahkan, tidak benar jika dibanding dengan SMA, maka SMK seolah menjadi nomor dua setelah SMA. Menurut dia, SMK ataupun SMA sama bahkan SMK pun tidak kalah kualitasnya dengan SMA. ''Kesan itu muncul dari kalangan masyarakat saja dan kita perlu menghilangkan kesan tersebut,'' ujarnya.
Untuk itu, Syarif mengungkapkan, pihaknya akan terus melakukan berbagai terobosan untuk memancing minat siswa agar bersekolah di SMK dan menjadikan SMK sebagai pilihan yang juga patut diperhitungkan. ''Sekarang kita pacu agar SMK menjadi nomor satu dan tidak kalah dari sekolah lain seperti SMA. Bahkan pemerintah saat ini terus mengembangkan supaya SMK dapat lebih banyak lagi,'' jelasnya. Upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan minat siswa, kata Syarif, adalah dengan dibebaskannya SMK membuka program kejuruan yang diperkirakan mampu meningkatkan minat siswa dan akan menyerap siswa lulusan SMP. ''Sekarang SMK boleh buka program kejuruan baru yang kiranya mampu menarik minat siswa,'' katanya.
Tetapi, menurut Syarif, kebebasan ini juga tidak dilakukan sembarangan. Sekolah terlebih dahulu melihat fasilitas yang ada dan tersedia. Peningkatan minat itu terutama untuk jurusan favorit, seperti teknik komputer, teknik otomotif, teknik elektronika, teknik listrik, dan teknik informatika. Hampir senada dengan Jawa Barat, Pemprov DKI Jakarta juga memfokuskan pendidikan dan pelatihan di SMK. Kebijakan ini untuk menekan angka pengangguran. Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta, Margani M Mustar, mengatakan, sejumlah kebijakan akan dilakukan pada 2008 untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan lulusan SMK.
Kebijakan itu antara lain menambah jumlah SMK serta meningkatkan sarana belajar di sekolah kejuruan tersebut. ''Kebijakan ini dimaksudkan untuk memudahkan lulusan SMK mendapatkan lowongan pekerjaan sehingga otomatis mampu mengurangi jumlah pengangguran di Ibu Kota,'' ujarnya. Guna menyerap calon siswa untuk masuk di SMK, khususnya dari kalangan keluarga miskin (gakin), Margani menuturkan pihaknya memberikan beasiswa. Siswa penerima beasiswa didorong setiap tahun mengalami pertambahan. ''Pada 2007 penerima beasiswa dari komponen siswa SMK berjumlah 23 ribu siswa. Tahun ini akan kita tingkatkan jumlahnya,'' ujar Margani.
Selain di wilayah Jakarta yang komposisi gedung SMK dengan gedung SMA mencapai 60:40 persen, Dikmenti mendorong pembangunan gedung SMK akan terus ditambah. Persentase tersebut lebih tinggi dibanding yang sudah dilakukan Departemen Pendidikan Nasional.
Iming-iming Lowongan Kerja
Benarkah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat ini makin diminati para siswa? Jawabannya bisa jadi iya. Wakil Kepala SMK Negeri 2 Yogyakarta, Mulyono mengungkapkan, minat siswa masuk ke SMK memang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. ''Kami bahkan harus menetapkan kebijakan siswa yang tak naik ke kelas II harus keluar supaya tempatnya bisa terisi siswa baru,'' ujar Mulyono
SMKN 2 Yogyakarta memiliki 20 kelas untuk tiap jenjang sehingga total ada 60 kelas. Tiap kelas selalu penuh terisi 36 siswa. Beberapa siswa yang dikeluarkan karena tidak naik kelas, tak jarang juga kembali mendaftar ketika pendaftaran siswa baru kembali dibuka. Cepat mendapatkan lowongan pekerjaan menurut Kepala SMKN 1 Jakarta Djoko Prihanto, menjadi alasan utama minat para siswa masuk ke sebuah SMK. Ia mengaku, sebagian lulusan dari SMKN 1 memang mudah mendapatkan lowongan pekerjaan di perusahaan swasta. ''Bahkan banyak juga yang membuka usaha sendiri,'' ujarnya.
Djoko yang menambahkan SMKN 1 yang membuka lima jurusan, yakni otomotif, bangunan, listrik, mesin, dan komputer jaringan, beberapa kali didatangi perusahaan yang memesan calon karyawan ke sekolah. Namun, dia mengakui perusahaan yang semacam itu memang masih bisa dihitung dengan jari tangan. Djoko mengungkapkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dalam beberapa tahun belakangan ini lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang masuk SMK Negeri 1 ini terus menunjukkan peningkatan. ''Lumayan baik dari tahun ke tahun,'' cetusnya.
Sukmayati, Kepala SMKN 28 Jakarta yang memiliki dua jurusan, yakni perhotelan dan pekerja sosial, menambahkan, peningkatan jumlah peminat kadang membuat sejumlah calon siswa tidak tertampung karena keterbatasan tempat. ''Di jurusan perhotelan selalu lebih peminat, sehingga terpaksa ada yang ditolak,'' ungkapnya.
Jurusan perhotelan, menurut Sukmayati, memang lebih banyak diminati calon siswa. Dia memperkirakan tingginya peminat ke jurusan ini karena anak didik merasa lebih mudah mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Bahkan, biasanya mereka pun bisa memperoleh kesempatan magang bekerja di luar negeri. Peningkatan calon siswa yang masuk ke SMK dari tahun ke tahun belakangan ini juga dibenarkan oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Suyanto. Kecenderungan tersebut, menurut Suyanto, seiring dengan kebijakan pemerintah yang memfokuskan menambahan SMK pada jenjang pendidikan menengah atas. Suyanto menyebutkan sekitar 65 persen dari sekitar 3,1 juta siswa lulusan SMP tahun 2006 melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas, sebanyak 827 ribu anak atau 35 persen memilih masuk ke SMK.
Dengan perkiraan tingkat kenaikan siswa SMP yang melanjutkan pendidikan ke SMA sebesar dua persen pertahun, Suyanto memprediksi tahun 2008 lulusan SMP yang memilih masuk ke SMK mencapai lebih dari satu juta anak. ***
-------------------------------------------------------
source: artikel Republika
(eye )
===============================
"Giving Up" vs. "Failure" In Your Internet Marketing Career
I never really liked the word "failure". The word "failure".. plain and simple denotes failure. There is nothing that sounds nice about the word "failure". It is not an attractive word and when we hear it, there is not much we can say to refute its' implications. It is said that 95 percent of online internet businesses will fail. Ironically, I had heard this statistic after I purchased both of my home based businesses. It did not give me a very hopeful feeling to say the least, and I actually questioned what I had actually gotten myself into.
I always wondered if these statistics were cited to sell programs and products. Negative advertising does work, because people are actually driven by fear. These statistics can also be a catalyst for the online internet newbie to give up prematurely before actually giving his or her program a chance to be successful. Does "giving up" imply failure or does "giving up" have its' own meaning unto itself. "Giving up" is definitely related to failure in every sense of the word. I myself, however, would like to change the statistic above to this. " A large percentage of the 95 percent online internet marketing failure rate is a result of "giving up" prematurely, before giving their program a chance to work".
I truly believe that many of us would not give up so fast if we had program sponsors that actually tried to help us get started after they took are money with their "sincere" sales pitch. I have not had the greatest experience myself in this area myself, and I did struggle quite a bit at first. I truly believe in the idea of online business coaching to help the newbie internet marketer get started as it will stop these "failures" before it is too late.
Michelle Tukachinsky http://www.mtmarketing.biz http://www.moneyvideo.net http://www.keys-to-prosperity.com http://www.onlinebusinesscoach.org ***
---------------------------------------------------
by Michelle Tukachinsky
=============================
Feeling Like "Throwing In The Towel" In My Online Marketing Career
Usually I write an article when I have a strong need to express my thoughts and feelings. Today is actually one of those days. I am feeling a little bit burnt out today in this very competitive, challenging, but exciting business. This is actually a day that I feel like "throwing in the towel" and walking away from this business forever. I am tired of posting so many ads, answering emails, and deleting junk mail. I am tired of talking to tire kickers who really never had any intention of getting involved in a home based business. I am just plain tired. I have been in my online internet marketing business for approximately 6 weeks now. I call myself an experienced newbie... since this is wnat I am.
My learning curve is very high and very strong because of the time I spent researching, reading, posting, and writing in my online business. I have learned so much... and yet so little in a short time. I say this because there is SO much to learn in online internet marketing. This may actually be part of the reason why I feel discouraged right now. There is so much information that we have to take in, process, and explore and there is just not enough time in the day to do all of these things. Now when I say I feel like "giving up" I do not mean that I "will give up".
I have to acknowledge these feelings strongly and take the feelings very seriously as well. My mind and body are telling me that I need to TAKE A BREAK! If I do not take a break I will become severely burnt out.. and may actually give this up for good. I do not want to do that because I have invested so much time, money, and creativity. I also actually enjoy this profession when I am not doing it ALL THE TIME. When I mention "ALL THE TIME" I actually mean that when I am not teaching piano (that is my day job) I am actually on the computer working in my online business.
I had written a previous article about my life getting out of balance since I began to work from home in this internet business. It is still out of balance and it does have to change. My eating habits have improved, however, my exercise program is just awful. If I could give any advice to any internet marketer (experienced or newbie) it would be to walk away and take a very long break. I am going away for two days tomorrow and I will not bring my computer. I will practice what I preach and I know that I will come back to my online business refreshed and ready to make some awesome money online! Michelle Tukachinsky http://www.mtmarketing.biz http://www.moneyvideo.net http://www.greatsalesjob.info ***
---------------------------------------------------------
by Michelle Tukachinsky
=================================
A Surprise Job Opportunity Resource for 2006!
Remember the old days when you turned to a temp agency as a last resort? Something to fill in your time while you explore other options. Or maybe desperation move to accept a lower level job to acquire much-needed cash. Well, times have changed. And you should count on temp agencies as a major stepping stone to permanent skilled and high level employment!
The trend toward skilled temporary labor is becoming more the rule than the exception. Always looking for ways to cut costs, economically-minded companies use temporary employment services to reduce the rising cost of supporting full-time salaries. Often, companies are outsourcing entire departments using temporary workers to contrl operating costs and accelerate their business on an as-needed basis. They're looking for highly trained and educated temporary personnel to replace full-time positions not essential to the basic operations of the company.
These days, the temporary employee needs to possess a multiplicity of talents that go way beyond typing and filing. For example, at the top of most priority lists are workers who are knowledgeable and literate in a variety of computer programs, notably Microsoft Office, to compete for standard positions. And temp opportunities frequently include management level positions.
What does this mean to you if you're in the job market? Three objectives come to mind.
1. Temp agencies afford you employment to keep a cash flow while you're exploring other full-time options.
2. But these jobs are also a great way of getting your foot in the door of organizations you'd love to go to work for.
3. From management's side, it gives the company an opportunity to observe your professionalism. These temporary situations frequently turn into job offers for full-time employment.
When you're job searching, it's extremely important to explore all your options. Because of the tremendous diversity of opportunities and corporate needs it's difficult to predict where the best job is lying in wait for you. Temporary agencies offer a quick and lucrative way to get your feet wet. They definitely belong in the list of job opportunity resources you want to explore. ***
----------------------------------------------------------------
by Paul Megan
About the author: Paul Megan writes for EEI, the world-class pioneer in alternative job search techniques and non-traditional career advancement strategies . . . since 1985. Grab our stunning FREE REPORT: "How To Lock Up A High-Paying Job In 14 Days (Or Less)!" Click on RSS. http://www.fastest-job-search.com
Jangan Lupa Share Artikel Ini Ya...?
Bagikan artikel ini ke temanmu melalui "SosMed" kamu di bawah ini:
Bagikan artikel ini ke temanmu melalui "SosMed" kamu di bawah ini:
Comments :
0 komentar to “Pilih SMA atau SMK?”
Post a Comment
>>
Setiap komentar yang Anda berikan sangat kami hargai. Terlebih komentar yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi pembaca yang lain. Setiap komentar yang masuk akan kami lihat terlebih dahulu sebelum ditayangkan untuk menjaga komentar yang bersifat SPAM, cabul, promosi link / produk atau segala hal yang bersifat fitnah dan tidak sesuai dengan misi situs ini.
Silahkan tulis komentar Anda pada kolom di bawah ini.
Panjang komentar tidak dibatasi. Komentar bisa berisi pendapat, pengalaman pribadi, opini publik dan sebagainya.
Terima kasih sebelumnya atas komentar yang Anda berikan. :)
.